SEPERTI KEMBANG YG PENUH SARI,AKU IBARAT SEEKOR KUMBANG YG SGT MENGHARAPKAN BAU WANGINYA.ADA KEMBANG YG PENUH DGN SARI,KUMBANG MERINTIH INGIN MENDAPATKAN INTI SARINYA!!! HUB ALI,ST HP: 081533188336/06177185888 BAGI YG MAU PENGHASILAN TAMBAHAN LIHAT DI www.blogali.tk AND www.kingalimasterkaya.tk AND FOLLOW ME AT www.facebook.com/ali180678 AND www.twitter.com/ali180678
Untuk mencari data ke seluruh internet lakukan dibawah ini.
DONASI
Tuesday, October 11, 2011
Steve Jobs Ternyata Berasal dari Garis Keturunan Nabi Muhammad
Asal usul mendiang bos Apple, Steve Jobs, terus jadi bahan berita. Setelah diketahui ia ternyata punya darah Suriah, dari ayahnya, Abdul Fattah John Jandali, ada satu lagi temuan yang unik.
Setelah dirunut-runut, riwayat keluarga Jandali ternyata salah satu keluarga terkemuka di Homs, Suriah. Sepupu Steve Jobs, Bassma Al Jandali, menegaskan trah Jandali punya garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW!
"Ayah Steve, Paman saya, Abdul Fattah John Jandali datang dari Homs. Keluarga Jandali adalah keluarga yang punya hubungan darah dengan keluarga Nabi Muhammad SAW," kata Bassma, seperti dikutip dari Gulf News. Basma adalah seorang jurnalis di Timur Tengah.
Steve Jobs Jandali pun ternyata punya nama Arab. Nama Arabnya adalah Abdul Lateef Jandali. Ketika ia lahir dan diadopsi oleh keluarga yang memberinya nama Steve Jobs.
Bassma bercerita, ketika kecil ibunya Bushra Jandali Rifa'e kerap mengatakan ada keturunan Jandali yang hidup di AS. Itu adalah pamannya, Abdul Fattah Jandali, yang juga ayah Steve Jobs.
Belakangan, paman Bassma lainnya Abdul Wahid, bercerita kalau Abdul Fattah Jandali akhirnya punya anak di luar nikah dengan Joanne. Anak itu akhirnya diadopsi oleh keluarga lain. Abdul Fattah memilih tak pulang ke Suriah karena malu akan skandalnya. Tapi akhirnya ia tetap menikahi Joanne dan punya puteri (adik Steve Jobs) bernama Mona Jandali Simpson.
"Kami memang tak pernah bertemu. Tapi kami semua di bawah trah Jandali tetap punya hubungan. Saya merasa seharusnya saya bertemu Steve. Seharusnya saya melepasnya, mengatakan sampai jumpa..," kata Bassma.
Rahasia Terbesar Dalam Hidup Steve Jobs
Semua orang pasti punya masa lalu, begitu juga dengan Steve Jobs. Keberhasilannya mendirikan Apple Inc, membuat banyak orang ingin mengetahui silsilahnya. Namun selama masa hidupnya, Steve tutup rapat-rapat rahasia itu semua dari publik.
Pada November 1996, wartawan New York Times, Steve Lohr, diajak oleh pendiri Apple, Steve Jobs, berjalan-jalan dengan mobil kesayangannya Porsche warna abu-abu. Sepanjang jalan di San Fransisco, AS, Steve bercerita banyak tentang pekerjaannya dan bercita-cita ingin membesarkan Apple.
Maklum, waktu itu setelah hengkang, Steve memutuskan untuk kembali ke Apple. Segala hal diceritakan Steve Jobs kepada Steve Lohr. Namun, dari semua yang dia tuturkan, tak satu terkait dengan silsilah dirinya. Padahal,waktu itu semua orang sudah mafhum kalau Steve Jobs adalah anak adopsi pasangan suami istri, Paul Jobs dan Clara Hagopian.
Dalam tulisannya yang diterbitkan oleh New York Times pada Januari 1997, Steve Lohr menuliskan, pria kelahiran 24 Februari 1955 itu nampak enggan membicarakan siapa sebenarnya keluarga kandungnya. Karena dia sendiri belumlah mengetahui persis bagaimana cerita itu. Namun yang pasti, Steve Jobs mengatakan kalau dirinya tidak akan pernah menyerah mencari siapa sesungguhnya orang tuanya atau pun saudaranya.
Sudah jadi Takdir Illahi, pada Kamis dini hari, 6 Oktober 2011 kemarin, waktu Amerika, dia meninggal karena sakit kanker pankreas. Kepergiannya, seraya menghantarkan terkuaknya rahasia terbesar dalam hidupnya.
Steve Jobs ternyata adalah anak dari Abdul-Fattah “John” Jandali, seorang lelaki muslim Suriah, dan pacarnya, Joanne Schieble adalah perempuan Kristen Amerika keturunan Jerman yang keluarganya terkenal konservatif. Saat Steve Jobs lahir, kedua kekasih yang tinggal di Wisconsin, AS ini sama-sama berusia 23 tahun.
Jandali lahir di Kota Horm, Suriah, pada 1931. Ia satu-satunya anak lelaki dari lima bersaudara. Ayahnya seorang tuan tanah. Pada umur 18 tahun, Jandali kuliah di Universitas Amerika di Beirut, Libanon, Ia dikenal sebagai pegiat yang mendukung Pan-Arab. Setelah lulus, Jandali menjadi imigran di Wisconsin, AS
Namun, hubungan Jandali dan Schieble tidak direstui orang tua masing-masing. Terutama ayah dari Schieble yang tidak menginginkan putrinya menikah dengan seorang muslim dan imigran Suriah juga. Perbedaan itulah yang membuat mereka harus mengurungkan niatnya untuk menikah seperti dilansir Jandali dalam wawancara dengan the New York Post, Agustus 2011.
Dengan adanya bayi tersebut, awalnya secara diam-diam, karena khawatir kuliahnya terganggu, Schieble membawa pergi Steve Jobs dari Wisconsin ke San Fransisco, AS Akhirnya mereka sepakat menyerahkan anak yang belum diberi nama itu kepada suatu keluarga yang ingin mengadopsi.
Menurut Jandali kepada Saudi Gazette, saat itu ada dua keluarga yang hendak mengadopsi anak mereka. Pertama adalah pasangan pengacara dan istrinya. Namun, mereka mengurungkan niatnya, karena bayi itu adalah laki-laki. Mereka berencana mengadopsi anak perempuan.
Pasang yang kedua ternyata jauh dari harapan. Mereka sendiri hidupnya, boleh dikata kurang mampu. Hanya mengenyam pendidikan setingkat sekolah menengah atas. Namun, keinginan yang besar justru diperlihatkan pasangan Paul Jobs dan Clara Hagopian untuk mengadopsi bayi itu. Maklum saja, selama tujuh tahun pernikahannya, pasangan ini belum juga dikaruniai seorang anak.
Melihat itu, akhirnya Schieble rela memberikan buah kasihnya kepada mereka dengan syarat mereka harus mampu menyekolahkan anak yang mereka adopsi hingga kuliah.
Dari sinilah, si jabang bayi Steve Jobs itu memulai hidup barunya. Paul dan Clara memberikan nama bayi adopsinya itu Stephen Paul Jobs yang kemudian akrab disebut Steve Jobs. Semasa kecilnya, Steve Jobs tergolong bocah yang nakal. Dia dikenal oleh teman-temannya di sekolah dasar sebagai "tukang teror". Salah satu kenakalannya waktu itu adalah melepaskan ular dan meledakkan petasan di kelas.
Steve Jobs kecil pun mulai beranjak dewasa. Dia sekolah di Homestead High Schoool di Cupertino, CA. Seusai sekolah, dirinya selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan lektur dari Hewlett-Packard Company di Palo Alto tak jauh dari sekolahnya. Ketika musim panas, dia pun bekerja part time di sana. Bersama sahabatnya, Steve Wozniak. Pada tahun 1972 selepas SMA dan melanjutkan kuliah di Reed College di Portland, OR.
Namun dia hanya satu semester saja di tempat itu dan kemudian drop-out. Walau sudah tak lagi tercatat sebagai mahasiswa, Steve masih sering mengikuti kuliah, khusus untuk mata kuliah yang dia sukai saja selama 18 bulan. Ini jadi salah satu masa tersulit dalam hidupnya. Steve Jobs remaja, tidur di mana saja semaunya. Bila lapar datang, Steve Jobs mengumpulkan kaleng alumunium untuk dijual atau cari makanan gratis dari Kuil Hare Krisna di Portand.
Ia pun memutuskan untuk kembali ke California pada tahun 1974. Kemudian, dirinya ikut klub Homegrew Computer. Berbekal dari sana, dirinya diterima bekerja sebagai teknisi di perusahaan Atari (perusahaan Video Game). Di perusahan itu, dirinya tertarik dengan ajaran Budha. Di tahun itu juga, perusahaan itu mengizinkan dia berkelana ke India guna mempelajari Buddha Zen.
Sekembalinya dari India, layaknya seorang biksu, kepalanya botak, menggunakan jubah dan tidak makan daging. Dia pun kembali berkerja di Atari dan diberi tugas membuat circuit board yang cepat dan efisien. Sejak itulah, kehidupannya mulai berubah. Penghasilannya pun boleh dikata cukup berlimpah. Dan berkeinginan membuat perusahaan sendiri.
Keinginannya itu terkabul. Di tahun 1976, Steve Jobs, dan sahabatnya semasa remaja, Steve Wozniak yang kini telah menjadi seorang hacker dan Ronald Wayne, mendirikan perusahaan yang kini terkenal bernama Apple. Selain itu, mereka pun mendapatkan bantuan dana dari A.C. “Mike” Markkula Jr seorang insinyur dan produk marketing dari Intel Corp. Berkat kerja kerasnya, mereka buat Apple Inc. kini menjadi salah satu perusahaan terhebat di dunia sekaligus membawa Steve Jobs sebagai orang terkaya ke-136 versi majalah Forbes 2010 dengan kekayaan US$5,5 miliar kala itu.
Keberadaan orang tua kandungnya
Di saat Steve Jobs memulai kehidupan bersama Paul dan Clara, Abdulfattah Jandali dan Schieble memutuskan untuk berpisah. Tak lama kemudian, ayah Schieble meninggal dunia. Berbekal cinta yang kuat diantara mereka, Jandali dan Schieble bersatu kembali dan memutuskan untuk menikah. Setelah itu Joanne Schieble melahirkan anak kedua mereka yang diberni nama Mona Jandali.
Namun, hubungan keduanya kembali retak. Di usia Mona yang menginjak empat tahun, Jandali memutuskan kembali ke Suriah guna mengejar karier di pemerintahan Suriah. Tidak ingin ditinggal jauh, Schieble memutuskan bercerai. Ia kemudian menikah lagi dengan George Simpson.
Tak berbeda dengan Steve, adiknya, Mona pun bernasib sama. Dia harus dibesarkan di keluarga yang tidak utuh. Hingga akhirnya ibunya, Schieble menikah dengan Simpson. Sang ibu merubah namanya menjadi Joanne Simpson. Begitu juga anak bungsu Abdulfattah Jandali, berubah nama menjadi Mona Simpson.
Waktu berkata lain, Meski keluarga Jobs dan Simpsons hingga jatuh bangun membiayai anak-anak mereka, hasilnya justru luar biasa. Kedua kakak-beradik ini tumbuh menjadi sosok yang membanggakan di bidangnya masing-masing.
Steve Jobs sukses besar dengan Apple sementara Mona Simpson menjadi seorang penulis terkenal di Amerika Serikat. Buku pertamanya ‘Anywhere but Here’ berhasil menjadi bestseller di Negeri Paman Sam. Berkat buku inilah hubungan Steve Jobs dan keluarga aslinya terkuak.
Di pesta syukuran atas larisnya buku ‘Anywhere but Here’, Steve Jobs dan ibunya, Joanne Simpson, serta adiknya Mona Simpson berkumpul bersama untuk pertama kalinya. Sayangnya, Mona, Steve, dan Joanne kompak untuk tidak menceritakan secara detail mengenai kehidupan mereka kepada media massa. “Saya dan kakak saya sangat dekat. Saya sangat mengaguminya,” ujarnya Mona. Begitu juga Steve Jobs bahkan menyebut novelis itu sebagai sahabat yang paling dekat seperti dilansir the New York Times.
Meski telah menemukan keluarga asli, sulit bagi Steve Jobs untuk melupakan budi baik Paul dan Clara Jobs. Kerja keras orang tua angkatnya tersebut selalu menjadi inspirasi Steve Jobs. Atas dasar itulah, Steve Jobs tetap bungkam ketika ayah kandungnya, Abdulfattah Jandali, berbicara kepada The Sun dan Saudi Gazette tentang penyakit kanker yang dideritanya pada Agustus lalu. Sayangnya, sampai dengan akhir hayatnya Steve tidak pernah bertemu Jandali, ayah kandungnya.
Kepada tabloid the Sun, Agustus lalu, Jandali menyatakan keinginnya untuk bisa bertemu Steve Jobs. “Saya berharap sebelum terlambat ia akan menemui saya. Meski hanya untuk minum kopi, itu akan membuat saya senang sekali,” katanya.
Jandali menegaskan, keinginannya bertemu dengan sang anak bukan karena mengincar kekayaannya yang kini diperkirakan US$8 miliar. “Saya punya uang sendiri. Yang saya tidak punya adalah putera saya... itu membuat saya sedih.” ungkpanya. Tapi, Steve Jobs tidak mau menanggapi permintaan itu.
Kini, Jandali telah berusia 80 tahun dan tinggal di Reno, sebuah kota dekat Nevada. Profesor Ilmu Politik itu, bekerja sebagai wakil presiden di sebuah kasino ternama di kota itu.
SUMBER : PALINGSERU
SKALA NEWS
Sejarah Singkat Imam Hanafi
Imam Abu Hanifah
(80 – 150 H)
Imam Hanafi dilahirkan pada tahun 80 Hijrah bertepatan tahun 699 Masehi di sebuah kota bernama Kufah. Nama yang sebenarnya ialah Nu’man bin Tsabit bin Zautha bin Maha. Kemudian masyhur dengan gelaran Imam Hanafi. Imam Abu Hanafih adalah seorang imam Mazhab yang besar dalam dunia Islam. Dalam empat mazhab yang terkenal tersebut hanya Imam Hanafi yang bukan orang Arab. Beliau keturunan Persia atau disebut juga dengan bangsa Ajam. Pendirian beliau sama dengan pendirian imam yang lain, iaitu sama-sama menegakkan Al-Quran dan sunnah Nabi SAW.
Kemasyhuran nama tersebut menurut para ahli sejarah ada beberapa sebab:
1. Kerana ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Hanifah, maka ia diberi julukan dengan Abu Hanifah.
2. Kerana semenjak kecilnya sangat tekun belajar dan menghayati setiap yang dipelajarinya, maka ia dianggap seorang yang hanif (kecenderungan/condong) pada agama. Itulah sebabnya ia masyhur dengan gelaran Abu Hanifah.
3. Menurut bahasa Persia, Hanifah bererti tinta. Imam Hanafi sangat rajin menulis hadith-hadith, ke mana, ia pergi selalu membawa tinta. Kerana itu ia dinamakan Abu Hanifah.
Waktu ia dilahirkan, pemerintahan Islam berada di tangan Abdul Malik bin Marwan, dari keturunan Bani Umaiyyah kelima. Kepandaian Imam Hanafi tidak diragukan lagi, beliau mengerti betul tentang ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu kalam, dan juga ilmu hadith. Di samping itu beliau juga pandai dalam ilmu kesusasteraan dan hikmah.
Imam Hanafi adalah seorang hamba Allah yang bertakwa dan soleh, seluruh waktunya lebih banyak diisi dengan amal ibadah. Jika beliau berdoa matanya bercucuran air mata demi mengharapkan keredhaan Allah SWT. Walaupun demikian orang-orang yang berjiwa jahat selalu berusaha untuk menganiaya beliau.
Sifat keberanian beliau adalah berani menegakkan dan mempertahankan kebenaran. Untuk kebenaran ia tidak takut sengsara atau apa bahaya yang akan diterimanya. Dengan keberaniannya itu beliau selalu mencegah orang-orang yang melakukan perbuatan mungkar, kerana menurut Imam Hanafi kalau kemungkaran itu tidak dicegah, bukan orang yang berbuat kejahatan itu saja yang akan merasakan akibatnya, melainkan semuanya, termasuk orang-orang yang baik yang ada di tempat tersebut
Sebahagian dilukiskan dalam sebuah hadith Rasulullah SAW bahawa bumi ini diumpamakan sebuah bahtera yang didiami oleh dua kumpulan. Kumpulan pertama adalah terdiri orang-orang yang baik-baik sementara kumpulan kedua terdiri dari yang jahat-jahat. Kalau kumpulan jahat ini mahu merosak bahtera dan kumpulan baik itu tidak mahu mencegahnya, maka seluruh penghuni bahtera itu akan binasa. Tetapi sebaliknya jika kumpulan yang baik itu mahu mencegah perbuatan orang-orang yang mahu membuat kerosakan di atas bahtera itu, maka semuanya akan selamat.
Sifat Imam Hanafi yang lain adalah menolak kedudukan tinggi yang diberikan pemerintah kepadanya. Ia menolak pangkat dan menolak wang yang dibelikan kepadanya. Akibat dari penolakannya itu ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Di dalam penjara ia diseksa, dipukul dan sebagainya.
Gubernur di Iraq pada waktu itu berada di tangan Yazid bin Hurairah Al-Fazzari. Selaku pemimpin ia tentu dapat mengangkat dan memberhentikan pegawai yang berada di bawah kekuasaannya. Pernah pada suatu ketika Imam Hanafi akan diangkat menjadi ketua urusan perbendaharan negara (Baitul mal), tetapi pengangkatan itu ditolaknya. Ia tidak mahu menerima kedudukan tinggi tersebut. Sampai berulang kali Gabenor Yazid menawarkan pangkat itu kepadanya, namun tetap ditolaknya.
Pada waktu yang lain Gabenor Yazid menawarkan pangkat Kadi (hakim) tetapi juga ditolaknya. Rupanya Yazid tidak senang melihat sikap Imam Hanafi tersebut. Seolah-olah Imam Hanafi memusuhi pemerintah, kerana itu timbul rasa curiganya. Oleh kerana itu ia diselidiki dan diancam akan dihukum dengan hukum dera. Ketika Imam Hanafi mendengar kata ancaman hukum dera itu Imam Hanafi menjawab: “Demi Allah, aku tidak akan mengerjakan jabatan yang ditawarkan kepadaku, sekalipun aku akan dibunuh oleh pihak kerajaan.” Demikian beraninya Imam Hanafi dalam menegakkan pendirian hidupnya.
Pada suatu hari Yazid memanggil para alim ulama ahli fiqih yang terkemuka di Iraq, dikumpulkan di muka istananya. Di antara mereka yang datang ketika itu adalah Ibnu Abi Laila. Ibnu Syblamah, Daud bin Abi Hind dan lain-lain. Kepada mereka, masing-masing diberi kedudukan rasmi oleh Gabenor.
Ketika itu gabenor menetapkan Imam Hanafi menjadi Pengetua jawatan Sekretari gabenor. Tugasnya adalah bertanggungjawab terhadap keluar masuk wang negara. Gabenor dalam memutuskan jabatan itu disertai dengan sumpah, “Jika Abu Hanifah tidak menerima pangkat itu nescaya ia akan dihukum dengan pukulan.”
Walaupun ada ancaman seperti itu, Imam Hanafi tetap menolak jawatan itu, bahkan ia tetap tegas, bahawa ia tidak mahu menjadi pegawai kerajaan dan tidak mahu campur tangan dalam urusan negara.
Kerana sikapnya itu, akhirnya ditangkap oleh gabenor. Kemudian dimasukkan ke dalam penjara selama dua minggu, dengan tidak dipukul. Lima belas hari kemudian baru dipukul sebanyak 14 kali pukulan, setelah itu baru dibebaskan. Beberapa hari sesudah itu gabenor menawarkan menjadi kadi, juga ditolaknya. Kemudian ditangkap lagi dan dijatuhi hukuman dera sebanyak 110 kali. Setiap hari didera sebanyak sepuluh kali pukulan. Namun demikian Imam Hanafi tetap dengan pendiriannya. Sampai ia dilepaskan kembali setelah cukup 110 kali cambukan.
Walaupun demikian ketika Imam Hanafi diseksa ia sempat berkata. “Hukuman dera di dunia lebih ringan daripada hukuman neraka di akhirat nanti.” Ketika ia berusia lebih dari 50 tahun, ketua negara ketika itu berada di tangan Marwan bin Muhammad. Imam Hanafi juga menerima ujian. Kemudian pada tahun 132 H sesudah dua tahun dari hukuman tadi terjadilah pergantian pimpinan negara, dari keturunan Umaiyyah ke tangan Abbasiyyah, ketua negaranya bernama Abu Abbas as Saffah.
Pada tahun 132 H sesudah Abu Abbas meninggal dunia diganti dengan ketua negara yang baru bernama Abi Jaafar Al-Mansur, saudara muda dari Abul Abbas as Saffah. Ketika itu Imam Abu Hanifah telah berumur 56 tahun. Namanya masih tetap harum sebagai ulama besar yang disegani. Ahli fikir yang cepat dapat menyelesaikan sesuatu persoalan.
Suatu hari Imam Hanafi mendapat panggilan dari baginda Al-Mansur di Baghdad, supaya ia datang mengadap ke istana. Sesampainya ia di istana Baghdad ia ditetapkan oleh baginda menjadi kadi (hakim) kerajaan Baghdad. Dengan tawaran tersebut, salah seorang pegawai negara bertanya: “Adakah guru tetap akan menolak kedudukan baik itu?” Dijawab oleh Imam Hanafi “Amirul mukminin lebih kuat membayar kifarat sumpahnya daripada saya membayar sumpah saya.”
Kerana ia masih tetap menolak, maka diperintahkan kepada pengawal untuk menangkapnya, kemudian dimasukkan ke dalam penjara di Baghdad. Pada saat itu para ulama yang terkemuka di Kufah ada tiga orang. Salah satu di antaranya ialah Imam Ibnu Abi Laila. Ulama ini sejak pemerintahan Abu Abbas as Saffah telah menjadi mufti kerajaan untuk kota Kufah. Kerana sikap Imam Hanafi itu, Imam Abi Laila pun dilarang memberi fatwa.
Pada suatu hari Imam Hanafi dikeluarkan dari penjara kerana mendapat panggilan dari Al-Mansur, tetapi ia tetap menolak. Baginda bertanya, “Apakah engkau telah suka dalam keadaan seperti ini?”
Dijawab oleh Imam Hanafi: “Wahai Amirul Mukminin semoga Allah memperbaiki Amirul Mukminin.
Wahai Amirul Mukminin, takutlah kepada Allah, janganlah bersekutu dalam kepercayaan dengan orang yang tidak takut kepada Allah. Demi Allah saya bukanlah orang yang boleh dipercayai di waktu tenang, maka bagaimana saya akan dipercayai di waktu marah, sungguh saya tidak sepatutnya diberi jawatan itu.”
Baginda berkata lagi: “Kamu berdusta, kamu patut dan sesuai memegang jawatan itu.” Dijawab oleh Imam Hanafi: “Amirul Mukminin, sungguh baginda telah menetapkan sendiri, jika saya benar, saya telah menyatakan bahawa saya tidak patut memegang jawatan itu. Jika saya berdusta, maka bagaimana baginda akan mengangkat seorang maulana yang dipandang rendah oleh bangsa Arab. Bangsa Arab tidak akan rela diadili seorang golongan hakim seperti saya.”
Pernah juga terjadi, baginda Abu Jaffar Al-Mansur memanggil tiga orang ulama besar ke istananya, iaitu Imam Abu Hanifah, Imam Sufyan ats Tauri dan Imam Syarik an Nakhaei. Setelah mereka hadir di istana, maka ketiganya ditetapkan untuk menduduki pangkat yang cukup tinggi dalam kenegaraan, masing-masing diberi surat pelantikan tersebut.
Imam Sufyan ats Tauri diangkat menjadi kadi di Kota Basrah, lmam Syarik diangkat menjadi kadi di ibu kota. Adapun Imam Hanafi tidak mahu menerima pengangkatan itu di manapun ia diletakkan. Pengangkatan itu disertai dengan ancaman bahawa siapa saja yang tidak mahu menerima jawatan itu akan didera sebanyak l00 kali deraan.
Imam Syarik menerima jawatan itu, tetapi Imam Sufyan tidak mahu menerimanya, kemudian ia melarikan diri ke Yaman. Imam Abu Hanifah juga tidak mahu menerimanya dan tidak pula berusaha melarikan diri.
Oleh sebab itu Imam Abu Hanifah dimasukkan kembali ke dalam penjara dan dijatuhi hukuman sebanyak 100 kali dera. Setiap pagi dipukul dengan cambuk sementara dileher beliau dikalung dengan rantai besi yang berat.
Suatu kali Imam Hanafi dipanggil baginda untuk mengadapnya. Setelah tiba di depan baginda, lalu diberinya segelas air yang berisi racun. Ia dipaksa meminumnya. Setelah diminum air yang beracun itu Imam Hanafi kembali dimasukkan ke dalam penjara. Imam Hanafi wafat dalam keadaan menderita di penjara ketika itu ia berusia 70 tahun.
Imam Hanafi menolak semua tawaran yang diberikan oleh kerajaan daulah Umaiyyah dan Abbasiyah adalah kerana beliau tidak sesuai dengan corak pemerintahan yang mereka kendalikan. Oleh sebab itu mereka berusaha mengajak Imam Hanafi untuk bekerjasama mengikut gerak langkah mereka, dan akhirnya mereka seksa hingga meninggal, kerana Imam Hanafi menolak semua tawaran yang mereka berikan.
Sepanjang riwayat hidupnya, beliau tidak dikenal dalam mengarang kitab. Tetapi madzab beliau Imam Abu Hanifah atau madzab Hanafi disebar luaskan oleh murid-murid beliau. Demikian juga fatwa-fatwa beliau dituliskan dalam kitab-kitab fikih oleh para murid dan pengikut beliau sehingga madzab Hanafi menjadi terkenal dan sampai saat ini dikenal sebagai salah satu madzab yang empat. Di antara murid beliau yang terkenal adalah Muhammad bin Al-Hassan Al-Shaibani, yang merupakan guru dari Imam Syafi’iy.
Blogroll
Adeshendra | Adieska | Alex | Andaka | Andrisaick19 | Angga | Arema | Arhan | Ariwolu | Artha | Audy | Badoer | Blog.Zalukhu.biz | Blogger Sumut | Blogguebo | Bocah Iseng | Chodirin | Cosaaranda | Curhat Bebas | DanielGM | Danu | Dhinata | Dobelden | Ekonurhuda | Enggar | Fajarqimi | Fenny | Ferry | Firanza | Gloria | Gnupi | Hakimtea | Harianus Zebua | Heddy | HendraDP | Iam | Ick | Ika Koolsonic | Iklan Baris Gratis | Indo Trans | Ipanks | Izandi | Janey | Jimmysun | Kipas | Lspart | Malapu | Manggis | Manggoaddict | Manik | Marlop | Mascayo | Masenchipz | Mujizas | MyMoen | Nich | Novee | Nugraha | Nurfajri | Nuqiah | O-om | Okta Sihotang | Otak Kabel | Putra Eka | Pencuri Kode | Persikers | Realy Life | Rebecka | Rhasputin | Ridho | Ronggo | Rubenmanik | Rudyahud | Starwrite | Sumintar | Supermance | Tetetzet | The Gands | Tipis | Tony Jauhari | Windra | Yopan | Yudiworld | Zalukhu.Biz | Zona Merah | A-Ri | Budi Herprasetyo | Imoe | RudyTarigan | Blogywalkie | Ilhamcool | Ana SMS | Nurwita | Kang Nawar | Ndeso | Sudarma | Wibi | Detailzsoft | Alibaba | Manan Tarigan | Thom | Septian | -sLiKeRs- | Qisthon | ugiQ | Hangga Nuarta | Anak Nias | BlognyaOpa | IndoContest | Alam Pintar | AngIn | Sahabat Bumi | Deta Desvi | Kopitozie | Famdy | Indungg | Atokaja | Narmadi | Rozy | Fuadidaud | Kodil | M4s73r | NickoHadi | kibayusejati | FajarSerayaBagi yang ingin tukaran link di blogroll silahkan bilang aja yah... tapi maaf blogrollnya nofollow dan nama yang dicantumin adalah nama pemilik blog bukan frase berbau iklan (kecuali yang berbayar MATRE MODE ON hehehe)
Copyright Februari 2007 © ALIBABA Powered by BLOGSPOT
Theme: GREEN Ver. 2 by Cara bikin,Game hp,Download Thema Komputer,Seo Blog,Tutorial,penghasilan blog,Transformers,tema,hp,komputer,mp3,game java inspired by AL-QURAN,HADIST,JIBRIL,ALIBABA NETWORK,PESANTREN DIGITAL RAJAWALI TAUHID
Sponsored by BLOGSPOT