- TweetDeck diakuisisi Twitter dengan nilai dilaporkan mencapai USD 40 juta. Di samping ingin merangkul kemampuan TweetDeck, akuisisi TweetDeck kabarnya dilandasi alasan lain, yakni niat Twitter mempersempit ruang gerak UberMedia.
Twitter dilaporkan ingin mengontrol ekosistem layanannya yang kini dijejali beragam klien pihak ketiga seperti TweetDeck. Sebab, niat Twitter untuk meningkatkan pendapatannya direcoki oleh popularitas klien dari pihak ketiga.
Akuisisi TweetDeck tidak lepas dari ancaman UberMedia yang juga berminat mengakuisisi TweetDeck. Bahkan kabarnya, UberMedia sejatinya lebih dahulu berancang-ancang membeli TweetDeck sebelum ditelikung Twitter.
UberMedia dilaporkan menawar TweetDeck di kisaran harga USD 25 juta sampai USD 30 juta. Nah, Twitter kemudian datang dengan tawaran pembelian lebih menggiurkan yang akhirnya diterima oleh pihak TweetDeck.
Twitter vs UberMedia
Sebuah sumber yang dikutip TechCrunch menyatakan Twitter tidak ingin TweetDeck dicaplok oleh UberMedia. Sebab jika demikian, UberMedia yang sudah mengontrol aplikasi populer seperti UberSocial dan TwidDroyd akan memiliki terlalu banyak kekuasaan dalam ekosistem Twitter.
Twitter telah melakukan sejumlah usaha demi mengendalikan keberadaan klien pihak ketiga, yang dipakai banyak user untuk membaca dan memposting tweet. Mereka berhasil memaksa penggantian nama UberTwitter menjadi UberSocial, setelah sebelumnya menarik akses API UberMedia.
Mereka sebelumnya juga sudah membeli Twettie, aplikasi pihak ketiga di iPhone. Tampak bahwa Twitter melakukan upaya besar untuk 'memiliki' usernya secara langsung, ketimbang dikendalikan oleh pihak ketiga.
UberMedia yang dimiliki entrepeneur Bill Gross memang dinilai sebagai ancaman oleh Twitter. Selain mengontrol berbagai aplikasi untuk Twitter, mereka terbilang pandai mengeruk pendapatan dengan memanfaatkan Twitter.
Tahun lalu misalnya, UberMedia merilis PostUp, sebuah sistem yang memungkinkan brand atau user Twitter membayar jika ingihttp://www.blogger.com/img/blank.gifn menarik lebih banyak follower. Langkah ini mendahului layanan promoted tweet dari Twitter, dengan konsep yang kurang lebih sama.
UberMedia bahkan dinilai mungkin akan membuat layanan jejaring sosial sendiri untuk menyaingi Twitter secara langsung, dengan sejumlah kelebihan. Misalnya user bisa memposting lebih dari 140 karakter.
"TweetDeck adalah tembakan pertama dalam perang kecil di antara Twitter dan UberMedia," kata seorang sumber. Kali ini, Twitter yang menang dengan keberhasilannya mengakuisisi TweetDeck dari kejaran UberMedia.
SUMBER : DETIK INET
No comments:
Post a Comment