Wednesday, January 04, 2012

Alam Minahasa Secantik Gadis Manado

SUNGGUH enak dipandang mata. Indahnya pemandangan Danau Tondano dengan udaranya yang segar di pagi itu, seolah menyedot rasa capek dari tubuh-tubuh letih kami yang baru selesaibekerja sekitar pukul 03.00 dinihari. Lukisan alam karya Sang Maha Agung itu membongkar kepenatan, mencabut energi negatif, dan menggantikannya dengan kepuasan batin. Menakjubkan! Semburat cahaya fajar dari balik barisan pegunungan menerpa permukaan danau seluas 4.278 hektare itu semakin menambah kekaguman kami. Paduan warna orange dan perak berkilau indah. Permukaan danau yang sangat teduh itu melukis kembali bayangan bukit dan langit berawan tipis di atasnya. Hamparan itu lantas berpendar, terbelah oleh perahu nelayan yang sedang menangkap ikan. Jalan aspal tak seberapa mulus yang menyusur pinggiran Danau Tondano, mengantar kami menujusisi lain yang semakin eksotis. Hamparan sawah menghijau dan gadis-gadis Tondano berkulit putih bersih, melempar senyum termanisnya. Mereka sangat cantik, secantik alam di sekitarnya. Wah, di situ ada rumah kayu berarsitektur Eropa. Cerobong asapnya menyembul dari dapur pemanas, menembus atap. Akses menuju rumah berupa jembatan kayu di atas kolam ikan. Penghunirumah tampak sibuk memberi makan beberapa ekor angsa putih. Suasana itu seperti di negeri Swiss. Kami serasa berada di Eropa. Terus menyusur jalan sempit itu, merayap di sisi jurang, melewati banyak tikungan dengan pemandangan hutan tropis Pantai Kora-kora di Minahasa yang masih cukup lebat. Jalan itu mengantar kami menuju Pantai Kora-Kora. Kami semakin takjub pada hamparan pemandangan di depan kami. Bibir pantai itu membentuk letter S, berkelok-kelok indah. Hamparan pasir putih bersih menjadi pembatas antara laut dan aneka pepohonan hijau di atasnya. Air laut yang sangat bening membuat ikan sekecil kelingking pun terlihat dari atas. Maka tak salah bila teman saya bilang, “Tuhan pasti sedang tersenyum riang ketika menciptakan Sulawesi Utara.”

No comments:

Post a Comment