Thursday, October 01, 2009

Satkorlak: Korban Tewas Gempa Sumbar 478 Orang





Korban tewas gempa berkekuatan 7,6 skala Richter (SR) Sumatra Barat (Sumbar), hingga Kamis (1/10) sore menjadi 478 orang.

Dari data Posko Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Sumbar, korban tewas berasal dari Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Solok, Kota Pariaman, dan Kota Bukit Tinggi.

Menurut salah seorang petugas Posko Satkorlak, Evi, data terus bertambah seiring masih berlangsungnya pencarian korban yang terperangkap di reruntuhan bangunan.

Di Kota Padang, korban banyak terperangkap di Hotel Ambacang, bimbingan belajar (Bimbel) GAMMA, Bimbel LIA di Jalan Khatib Sulaiman, Pasar Raya Padang, dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Padang.

“Diperkirakan korban jiwa mencapai ribuan orang,” kata Evi.

Di Posko Rumah Sakit (RS) M Djamil Padang, mayat korban gempa terus berdatangan. Hingga Kamis sore, tercatat sebanyak 63 mayat korban.

RS terbesar di Kota Padang itu ramai dikunjungi masyarakat yang melihat daftar nama keluarganya yang tewas dalam musibah gempa.

Direktur RS M Jamil Padang, Suchyar Iskandar mengatakan, saat ini juga dirawat sebanyak 90 pasien korban gempa, dan 168 korban luka-luka.

Dari daftar nama korban tewas di RS M Jamil, terdapat nama Yuli Syahrial, kepala Cabang Bank Internasional Indonesia Padang. Menurut salah seorang petugas di BII, Yuli Syahrial baru beberapa bulan bertugas di Kota Padang. Ia tewas di kantornya, pada saat gempa terjadi, Rabu sore.

Mencekam
Suasana Padang Kamis malam tampak mencekam. Aliran listrik yang padam, menyebabkan Kota Padang menjadi gelap. Sementara, lalu lintas kendaraan tampak ramai.

Ekonomi Padang juga lumpuh total karena pusat-pusat perdagangan tutup.

Warga juga mengeluhkan sulitnya mendapat bahan bakar minyak (BBM).

“Saya sulit mendapatkan BBM sejak Kamis siang. Di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terjadi antrean panjang. Sementara tidak semua SPBU buka,” kata Ari (27), warga Gunung Pangilun.

Ia mengaku terpaksa membeli BBM yang dijual di tepi jalan dengan harga Rp15.000 per liter.

Warga Padang pada hari kedua gempa juga mengalami kesulitan air bersih karena terhentinya pasokan air bersih dari PDAM Padang.

“Saya tidak bisa mandi sejak pagi. Begitu juga untuk minum, saya sulit mendapatkan air,” kata Monika, warga Alang Lawas Koto.

Gubernur Sumatra Barat Gamawan Fauzi menyatakan proses evakuasi korban menjadi prioritas utama di samping recovery (pemulihan) aktivitas perekonomian, ketersediaan listrik, transportasi, dan BBM.

Ia mengaku pada Kamis pagi sudah mengucurkan dana Rp500 juta untuk keperluan tanggap darurat bagi empat daerah, Kota Padang, Pesisir Selatan, Padangpariaman, dan Kota Pariaman.

Ia juga menyatakan sudah mendistribusikan beras ke empat daerah tersebut.

“Saat ini Pemprov memiliki dana Rp2,6 miliar untuk tanggap darurat. Sementara Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana (Satkorlak PB) juga memiliki dana sebesar Rp2,5 miliar,” kata Wakil Gubernur Marlis Rahman.

Pada Kamis siang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di Kota Padang.

Hancur
Sebagian besar bangunan di Kota Padang hancur akibat gempa dahsyat itu. Sejumlah infrastruktur pendidikan berupa sekolah dan kampus juga dirusak gempa.

Gedung SMAN 1 Padang di Jalan Jenderal Sudirman rusak parah.

Menurut Kepala SMA N 1 Padang Jufril Siri, dari 23 ruang kelas, sekitar tujuh ruangan yang bisa dipakai.

“Benar-benar parah, dan akan menganggu pendidikan anak-anak kita,” kata dia sedih.

Kondisi yang sama juga terlihat di SMK N 3 Padang, di Jalan Jenderal Sudirman. Kondisi tangga menuju lantai II gedung sekolah itu rusak parah. Begitu pula labor komputer, berserakan dikoyak gempa.

“Kita prihatin. Proses belajar mengajar akan terganggu agak lama,” kata salah seorang penjaga sekolah.

Kerusakan cukup parah juga dialami Fakultas Kedokteran Unand, di kawasan Jati Padang. Gedung utama kampus itu hancur.

Hal yang sama dialami kampus Universitas Negeri Padang, di Air Tawar.

Gedung rektorat universitas negeri itu, tampak rusak parah.

Demikian pula sejumlah fakultas seperti Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial di UNP.

Gedung SMP Muhammadiyah di Jalan Jhonni Anwar Padang juga tak luput dari sasaran gempa. Lantai II sekolah itu berantakan diterjang gempa.

Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar di Jalan Sudirman Padang juga hancur total. Bangunan bertingkat itu, benar-benar rusak dan tidak bisa dipakai lagi untuk aktivitas dinas.

Pada Kamis malam, warga Padang tampak tidur di tenda-tenda.

“Kami khawatir dengan gempa susulan,” kata Feri, warga Gunung Pangilun.

Hal yang sama juga disampaikan Anjar yang mengaku pada Rabu malam tidak bisa tidur nyenyak.

“Bagaimana mau tidur, gempa kali ini benar-benar membuat kami trauma,” kata dia.

No comments:

Post a Comment