Saturday, February 18, 2012

5 Makanan Super Penangkal Sakit

Dengan mengonsumsi makanan berikut ini, Anda tidak perlu mengandalkan asupan suplemen dan vitamin hanya untuk menunjang performa kesehatan. 1."Wheat grass" Wheat grass atau biasa disebut rumput gandum merupakan salah satu makanan super. Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa mengonsumsi rumput gandum dalam bentuk jus setiap hari dapat mencegah dan menyembuhkan jenis kanker tertentu. Rumput gandum tinggi akan kandungan mikronutrien, seperti lisin, vitamin C, kalsium, klorofil, dan protein. 2. Salad berdaun hijau Banyak pilihan sayuran berwarna hijau yang bisa masuk dalam menu harian Anda, seperti bayam, kangkung, brokoli, dan sawi. Namun, alangkah baiknya jika Anda menikmatinya dalam bentuk sayuran yang mentah atau dengan mengukusnya. Sebaiknya sayuran tidak direbus karena bisa menghilangkan banyak kandungan vitaminnya. Sayuran hijau sangat baik untuk kesehatan bila dimakan mentah. Sayuran ini memiliki banyak vitamin A, C, dan K, zat besi, kalsium, dan folat. Mereka juga sumber terbesar serat. 3. Jus buah-buahan dan sayuran Konsumsi jus buah dan sayuran adalah cara terbaik untuk mendapatkan jumlah besar antioksidan. Untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal, tambahkan beberapa lembar siung bawang putih ke dalam jus buah atau sayuran Anda karena bawang putih berfungsi sebagai antibiotik alami. 4. Segenggam kacang dan biji-bijian sehari Almond mentah, kelapa, kacang mete, kenari, biji wijen, biji bunga matahari, dan biji labu memiliki kemasan gizi yang baik. Kenapa dikatakan bergizi? Itu karena jenis kacang dan biji-bijian ini memiliki kandungan"lemak baik"( monosaturated ) yang dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kolesterol. 5. Makan buah setiap hari Cara ini cukup mudah dan bisa Anda lakukan di mana saja. Caranya: bawalah sepotong buah di dalam tas ketika Anda berangkat kerja. Namun sebelumnya (sebelum sarapan), makanlah sepotong buah atau segenggam buah anggur. Pada tengah hari, makan kembali buah yang sudah Anda bawa, dan terakhir sebelum tidur. Tips: Selalu makan buah saat perut sedang kosong. Delima, anggur, dan stroberi merupakan salah satu buah yang baik untuk Anda konsumsi karena memiliki sifat antioksidan, yang mampu membentengi tubuh Anda dari berbagai kuman penyakit. Sumber : mydailymoment.com

Jamu Aman dan Layak Dikonsumsi

Jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka memiliki manfaat yang sama bagi kesehatan. Yang membedakan di antara ketiga jenis obat tradisional Indonesia itu adalah data pendukung atas manfaat obat, yaitu berdasarkan data empirik, data preklinik, atau data klinik. ”Semua jenis obat itu telah melalui standar penilaian yang dilakukan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sehingga dijamin keamanan, khasiat, serta mutunya,”kata Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen BPOM Hary Wahyu Triestanto Wibowo, di Jakarta, Sabtu (11/2/2011). Saat ini tercatat 6 fitofarmaka, 31 obat herbal terstandar, dan ribuan jamu terdaftar di BPOM. Untuk menjadi obat herbal terstandar, obat tradisional harus memiliki bukti preklinik, yaitu sudah diujicobakan pengaruhnya pada hewan. Untuk menjadi fitofarmaka, harus memiliki bukti preklinik dan bukti klinik, yaitu uji coba pada manusia. Bukti manfaat jamu didasarkan atas pengalaman masyarakat yang mengonsumsi turun-temurun. Jamu teruji ratusan tahun mampu memengaruhi dan menjaga kesehatan orang yang meminum. Khasiat jamu tidak perlu bukti uji preklinik dan uji klinik. ”Walau buktinya bersifat empirik, sudah ada standar penilaiannya”katanya. Penilaian itu, antara lain, berupa penerapan cara pembuatan obat tradisional yang baik dan cek terhadap kontaminasi mikroba. Meski keamanan obat tradisional sudah dijamin, BPOM tetap memantau efek samping obat tradisional yang beredar di pasaran. Sebelum beredar, uji dampak penggunaan obat dilakukan pada responden yang kondisinya hampir sama. Ketika beredar di masyarakat, obat dikonsumsi masyarakat luas dengan kondisi fisik dan tingkat kesehatan yang beragam sehingga pengontrolan efek samping tetap harus dilakukan. Dari pengawasan rutin yang dilakukan, BPOM masih sering menemukan jamu yang mengandung bahan kimia obat. Terbatasnya tenaga dan waktu pengawasan membuat peredaran jamu yang mengandung bahan kimia obat masih terjadi hingga kini. Agar terhindar dari obat tradisional yang tidak aman, konsumen dapat mengecek nomor registrasi produk melalui situs BPOM ataupun menghubungi layanan pengaduan konsumen obat dan makanan di BPOM. Secara terpisah, Guru Besar Ilmu Biologi Farmasi Universitas Gadjah Mada Wahyono mengatakan, kendala pengembangan jamu yang merupakan warisan bangsa adalah masih banyaknya kontradiksi dan keraguan sebagian praktisi kesehatan modern atas manfaatnya. Ini menuntut penelitian berkelanjutan untuk menemukan bukti ilmiah dari manfaat jamu yang melibatkan berbagai pihak. Proses standardisasi jamu juga mendesak dilakukan, mulai dari proses penanaman, pemanenan, hingga produk akhirnya. Sumber : Kompas Cetak