1. Berpikirlah positif, bangunlah cita-cita yang baik, ketahuilah bahwa masa depan Anda tidak ditentukan oleh peristiwa di masa lalu melainkan ditentukan oleh keputusan Anda saat ini untuk menjadi lebih baik.
2. Katakan “STOP” setiap kali bayangan traumatis itu muncul, lalu segera alihkan pikiran kepada cita-cita hidup Anda yang lebih positif.
3. Berbicaralah secara terbuka dengan satu atau dua orang yang paling dapat Anda percayai dan dapat mendukung keberadaan Anda apa adanya.
4. Berusahalah untuk memaafkan orang yang bersalah untuk meringankan beban perasaan Anda dan jangan menyamaratakan orang-orang lain dengan orang yang bersalah tersebut (misalnya: Anda menyadari bahwa tidak semua laki-laki itu jahat seperti si pemerkosa)
5. Bantulah orang-orang lain yang senasib dengan Anda, karena dengan memberikan bantuan kepada orang lain tanpa disadari Anda juga mengobati diri Anda sendiri.
SEPERTI KEMBANG YG PENUH SARI,AKU IBARAT SEEKOR KUMBANG YG SGT MENGHARAPKAN BAU WANGINYA.ADA KEMBANG YG PENUH DGN SARI,KUMBANG MERINTIH INGIN MENDAPATKAN INTI SARINYA!!! HUB ALI,ST HP: 081533188336/06177185888 BAGI YG MAU PENGHASILAN TAMBAHAN LIHAT DI www.blogali.tk AND www.kingalimasterkaya.tk AND FOLLOW ME AT www.facebook.com/ali180678 AND www.twitter.com/ali180678
Saturday, November 20, 2010
Trauma, Cara Mengatasi dan Menghilangkan
Trauma, pernakah anda mendengarnya? Kemudian bagaimana cara mengatasi dan menghilangkan trauma? Pada waktu sekarang ini, banyak berita yang memuat tentang kejahatan, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain-lain. Tentu sangat memperhatinkan, belum lagi konflik dan peledakan bom diberbagai tempat.
Mungkin esok hari berita sudah berganti dengan yang lain. Namun ada satu hal yang terlupakan, yakni efek dari kejadian tersebut. Lalu apa efek itu, efek itu adalah berupa trauma. Pada daerah pengungsian akibat konflik misalnya, bukan berarti begitu anak-anak atau wanita diungsikan lalu masalah selesai. Justru suatu masalah mungkin sedang dimulai.
Jika berbicara tentang tindak kekerasan dan trauma, ada suatu istilah yang dikenal sebagai Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD (gangguan stres pasca trauma). Yaitu gangguan stres yang timbul berkaitan dengan peristiwa traumatis luar biasa. Misalnya, melihat orang dibunuh, disiksa secara sadis, korban kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain.
PTSD merupakan gangguan kejiwaan yang sangat berat, karena biasanya penderita mengalami gangguan jiwa yang mengganggu kehidupannya. Secara umum gejala PTSD dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Pertama, Reexperiencing. Perderita seperti mengalami kembali kejadian traumatis yang pernah dialami. Biasanya kondisi ini akan muncul ketika penderita sedang melamun atau melihat suasana yang mirip dengan pengalaman traumatisnya. Penderita dapat berperilaku mengejutkan, tiba-tiba berteriak, menangis, atau berlari ketakutan.
Fenomena lain juga dapat muncul seperti takut untuk tidur, karena begitu ia tidur peristiwa traumatis muncul kembali. Misalnya, peristiwa diperkosa atau pembunuhan yang berlangsung didepan mata.
Kedua, Hyperarousal. Suatu keadaan waspada berlebihan, seperti mudah kaget, tegang, curiga menghadapi gejala sesuatu, benda yang jatuh dia anggap seperti jatuhnya sebuah bom, dan tidur sering terbangun-bangun.
Ketiga, Avoidance. Seseorang akan selalu menghindari situasi yang mengingatkan ia pada kejadian traumatis. Seandainya kejadiannya saat suasana ramai, dia akan menghindari mall atau pasar. Begitu juga sebaliknya jika ia mengalami pada waktu sendiri, maka ia akan menghidari tempat-tempat sepi.
Jika PSTD tidak ditanganidengan benar, maka mempengaruhi kepribadian seseorang (perubahan kepribadian). Seperti paranoid (mudah curiga) misalnya. Kesulitan hal ini adalah jarang sekali penderita dengan kesadaranya datang ke para ahli. Apalagi stigma yang beredar dimasyarakat bahwa psikiater identik dengan orang sakit jiwa atau gila.
Lalu bagaimana cara mengatasi dan menghilangkan masalah trauma? Berbagai model psikoterapi telah dikembangakan untuk mengatasi PTSD, seperti, terapi perilaku, desensitisasi, hipnoterapi, semuanya cukup efektif asal penderita juga mendapatkan dukungan dari masyarakat lingkunganya dan juga orang terdekatnya.
Perlu untuk dibedakan, apakah seseorang sudah mengarah pada PTSD atau masih PTS (post traumatic sympton). Kalaupun masih PTS tidak akan sampai menimbulkan gangguan berat, masih dapat ditangani oleh psikolog yang terlatih. Yang perlu dilakukan adalah jangan sampai PTS menjadi PTSD.
SUMBER : PSIKOLOGI
Mungkin esok hari berita sudah berganti dengan yang lain. Namun ada satu hal yang terlupakan, yakni efek dari kejadian tersebut. Lalu apa efek itu, efek itu adalah berupa trauma. Pada daerah pengungsian akibat konflik misalnya, bukan berarti begitu anak-anak atau wanita diungsikan lalu masalah selesai. Justru suatu masalah mungkin sedang dimulai.
Jika berbicara tentang tindak kekerasan dan trauma, ada suatu istilah yang dikenal sebagai Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD (gangguan stres pasca trauma). Yaitu gangguan stres yang timbul berkaitan dengan peristiwa traumatis luar biasa. Misalnya, melihat orang dibunuh, disiksa secara sadis, korban kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain.
PTSD merupakan gangguan kejiwaan yang sangat berat, karena biasanya penderita mengalami gangguan jiwa yang mengganggu kehidupannya. Secara umum gejala PTSD dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Pertama, Reexperiencing. Perderita seperti mengalami kembali kejadian traumatis yang pernah dialami. Biasanya kondisi ini akan muncul ketika penderita sedang melamun atau melihat suasana yang mirip dengan pengalaman traumatisnya. Penderita dapat berperilaku mengejutkan, tiba-tiba berteriak, menangis, atau berlari ketakutan.
Fenomena lain juga dapat muncul seperti takut untuk tidur, karena begitu ia tidur peristiwa traumatis muncul kembali. Misalnya, peristiwa diperkosa atau pembunuhan yang berlangsung didepan mata.
Kedua, Hyperarousal. Suatu keadaan waspada berlebihan, seperti mudah kaget, tegang, curiga menghadapi gejala sesuatu, benda yang jatuh dia anggap seperti jatuhnya sebuah bom, dan tidur sering terbangun-bangun.
Ketiga, Avoidance. Seseorang akan selalu menghindari situasi yang mengingatkan ia pada kejadian traumatis. Seandainya kejadiannya saat suasana ramai, dia akan menghindari mall atau pasar. Begitu juga sebaliknya jika ia mengalami pada waktu sendiri, maka ia akan menghidari tempat-tempat sepi.
Jika PSTD tidak ditanganidengan benar, maka mempengaruhi kepribadian seseorang (perubahan kepribadian). Seperti paranoid (mudah curiga) misalnya. Kesulitan hal ini adalah jarang sekali penderita dengan kesadaranya datang ke para ahli. Apalagi stigma yang beredar dimasyarakat bahwa psikiater identik dengan orang sakit jiwa atau gila.
Lalu bagaimana cara mengatasi dan menghilangkan masalah trauma? Berbagai model psikoterapi telah dikembangakan untuk mengatasi PTSD, seperti, terapi perilaku, desensitisasi, hipnoterapi, semuanya cukup efektif asal penderita juga mendapatkan dukungan dari masyarakat lingkunganya dan juga orang terdekatnya.
Perlu untuk dibedakan, apakah seseorang sudah mengarah pada PTSD atau masih PTS (post traumatic sympton). Kalaupun masih PTS tidak akan sampai menimbulkan gangguan berat, masih dapat ditangani oleh psikolog yang terlatih. Yang perlu dilakukan adalah jangan sampai PTS menjadi PTSD.
SUMBER : PSIKOLOGI
Humor si Obat Mujarab
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memerangi depresi dan pikiran negatif, salah satunya adalah melalui humor atau lelucon. Tapi ternyata ada banyak manfaat kesehatan yang didapat dari humor.
Humor memang diketahui dapat menjadi obat yang mujarab untuk menghilangkan stres, depresi ataupun suasana hati yang buruk. Seperti dikutip dari Beliefnet.com, Sabtu (20/11/2010) ada beberapa manfaat humor bagi kesehatan seseorang, yaitu;
1. Humor bisa membuat rileks
Seperti latihan pada umumnya, humor yang membuat orang tertawa akan bekerja untuk melawan stres kronis sehingga membuat seseorang merasa rileks atau santai. Ketika orang mendapatkan humor, maka sistem saraf otonom akan menurun yang membuat jantung lebih santai.
2. Humor bisa mengurangi rasa sakit
Dr Elias Shay, kepala psikiatri dari Good Samaritan Hospital di Baltimore mengungkapkan dengan menonton komedi atau terlibat sesuatu yang berhubungan dengan lelucon bisa mengurangi rasa sakit yang dialami seseorang.
Diketahui pula seseorang yang mendapatkan rangsangan humor setelah operasi bisa mengurangi rasa sakit dan mengurangi potensi pemberian obat.
3. Humor bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Studi yang dipimpin oleh Lee Berk dan Stanley A Tan dari Loma Linda University di Loma Linda, Califormia tahun 2006 ditemukan dua hormon yaitu beta endorfin (mengurangi depresi) meningkat 27 persen dan human growth hormone/hGH (yang membantu kekebalan tubuh) meningkat 87 persen ketika menonton video lucu.
Hal ini menunjukkan bahwa humor atau lelucon menyenangkan bisa meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan virus, sel-sel asing dan bahan kimia berbahaya.
4. Humor mengurangi stres
Peneliti dari Loma Linda University juga menemukan humor dan lelucon bisa membantu mengurangi tingkat 3 hormon yang berhubungan dengan stres yaitu kortisol (hormon stres), epinefrin (adrenalin) dan juga hormon dopac. Karenanya peneliti menyarankan cara positif seperti humor untuk mengurangi hormon stres yang merugikan.
5. Humor mengurangi rasa takut
Humor adalah alat kebahagiaan yang paling mendasar. Secara fisiologis humor dapat menutupi rasa takut yang dialami oleh seseorang pada saat yang sama. Jadi humor bisa mengubah persepktif seseorang mengenai memori yang menyakitkan di masa lalu dan menggantinya dengan kebahagiaan.
SUMBER : DETIK HEALTH
Humor memang diketahui dapat menjadi obat yang mujarab untuk menghilangkan stres, depresi ataupun suasana hati yang buruk. Seperti dikutip dari Beliefnet.com, Sabtu (20/11/2010) ada beberapa manfaat humor bagi kesehatan seseorang, yaitu;
1. Humor bisa membuat rileks
Seperti latihan pada umumnya, humor yang membuat orang tertawa akan bekerja untuk melawan stres kronis sehingga membuat seseorang merasa rileks atau santai. Ketika orang mendapatkan humor, maka sistem saraf otonom akan menurun yang membuat jantung lebih santai.
2. Humor bisa mengurangi rasa sakit
Dr Elias Shay, kepala psikiatri dari Good Samaritan Hospital di Baltimore mengungkapkan dengan menonton komedi atau terlibat sesuatu yang berhubungan dengan lelucon bisa mengurangi rasa sakit yang dialami seseorang.
Diketahui pula seseorang yang mendapatkan rangsangan humor setelah operasi bisa mengurangi rasa sakit dan mengurangi potensi pemberian obat.
3. Humor bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Studi yang dipimpin oleh Lee Berk dan Stanley A Tan dari Loma Linda University di Loma Linda, Califormia tahun 2006 ditemukan dua hormon yaitu beta endorfin (mengurangi depresi) meningkat 27 persen dan human growth hormone/hGH (yang membantu kekebalan tubuh) meningkat 87 persen ketika menonton video lucu.
Hal ini menunjukkan bahwa humor atau lelucon menyenangkan bisa meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan virus, sel-sel asing dan bahan kimia berbahaya.
4. Humor mengurangi stres
Peneliti dari Loma Linda University juga menemukan humor dan lelucon bisa membantu mengurangi tingkat 3 hormon yang berhubungan dengan stres yaitu kortisol (hormon stres), epinefrin (adrenalin) dan juga hormon dopac. Karenanya peneliti menyarankan cara positif seperti humor untuk mengurangi hormon stres yang merugikan.
5. Humor mengurangi rasa takut
Humor adalah alat kebahagiaan yang paling mendasar. Secara fisiologis humor dapat menutupi rasa takut yang dialami oleh seseorang pada saat yang sama. Jadi humor bisa mengubah persepktif seseorang mengenai memori yang menyakitkan di masa lalu dan menggantinya dengan kebahagiaan.
SUMBER : DETIK HEALTH