SEPERTI KEMBANG YG PENUH SARI,AKU IBARAT SEEKOR KUMBANG YG SGT MENGHARAPKAN BAU WANGINYA.ADA KEMBANG YG PENUH DGN SARI,KUMBANG MERINTIH INGIN MENDAPATKAN INTI SARINYA!!! HUB ALI,ST HP: 081533188336/06177185888 BAGI YG MAU PENGHASILAN TAMBAHAN LIHAT DI www.blogali.tk AND www.kingalimasterkaya.tk AND FOLLOW ME AT www.facebook.com/ali180678 AND www.twitter.com/ali180678
Untuk mencari data ke seluruh internet lakukan dibawah ini.
DONASI
Tuesday, December 27, 2011
10 Aplikasi terbaik dan terlaris untuk iPhone, iPad, iPod
20 Aplikasi Android Pilihan Tahun 2011
Bidadari mengagumkan Mehrunnisa the Twentieth Wife
Friday, December 16, 2011
Siapakah Imam Mahdi as Itu?
Menurut pendapat para ahli sejarah dan hadis, Imam Mahdi as dilahirkan pada malam Jumat, 15 Sya'ban 255 atau 256 H. Ayahanda beliau adalah Imam Hasan al-'Askari dan ibunda beliau—menurut beberapa riwayat—bernama Narjis, Shaqil, Raihanah, atau Susan. Akan tetapi, beragamnya nama yang dimiliki oleh ibunda beliau ini tidak mengindikasikan keberagaman diri sebagai seorang wanita. Karena, tidak menutup kemungkinan beliau memiliki nama-nama yang beragam sebagaimana layaknya orang-orang besar lainnya. [1] Tempat kelahiran beliau adalah Samirra`, sebuah kota besar di Irak dan pada masa kekhilafahan Bani Abbasiah pernah menjadi ibu kota kerajaan.
Silsilah nasab beliau secara terperinci adalah Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali as-Sajjad bin Husain as-Syahid bin Ali bin Abi Thalib as.
Kelahiran beliau adalah sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri. Banyak sekali bukti historis dan tekstual yang menegaskan hal itu.
Imam Ja'far ash-Shadiq as berkata: “Tidak akan meninggal dunia salah seorang dari kami kecuali ia akan meninggalkan seseorang yang akan meneruskan missinya, berjalan di atas sunnahnya dan melanjutkan dakwahnya.” [2]
Hakimah, bibi Imam Hasan al-‘Askari as pernah menggendong beliau dan melihat di bahu sebelah kanannya tertulis “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah sirna”. (QS. Al-Isrâ`: 81).
Kurang lebih enam puluh lima ulama Ahlussunnah dalam buku-buku mereka juga menegaskan hal itu. Syeikh Najmuddin al-‘Askari dalam bukunya al-Mahdi al-Mau’ûd al-Muntazhar menyebutkan empat puluh nama mereka dan Syeikh Luthfullah ash-Shafi dalam bukunya Muntakhab al-Atsar menyebtukan dua puluh enam nama. [3] Di antara mereka adalah:
a. Ali bin Husain al-Mas’udi. Ia menulis: “Pada tahun 260, Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib as meninggal dunia pada masa kekhilafahan al-Mu’tamid al-Abbasi. Ketika meninggal dunia, ia baru berusia dua puluh sembilan tahun. Ia adalah ayah Mahdi al-Muntazhar.” [4]
b. Syamsuddin bin Khalakan. Ia menulis: “Abul Qasim Muhammad bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad adalah imam Syi’ah yang kedua belas. Julukannya yang terkenal adalah al-Hujjah. Syi’ah menjulukinya dengan al-Muntazhar, al-Qâ`im dan al-Mahdi. Ia dilahirkan pada hari Jumat, 15 Sya’ban 255. Ketika ayahnya meninggal dunia, usianya baru lima tahun. Nama ibunya adalah Khamth, dan menurut pendapat sebagian ulama, Narjis.” [5]
c. Syeikh Abdullah asy-Syabrawi. Ia menulis: “Imam kesebelas adalah Hasan al-‘Askari. Ia lahir di Madinah pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 232, dan pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 260 meninggal dunia pada usia dua puluh delapan tahun. Cukuplah menjadi sebuah kebanggaan baginya bahwa ia adalah ayah Imam Mahdi al-Muntazhar ... Mahdi dilahirkan di Samirra` pada malam nishfu Sya’ban 255, lima tahun sebelum kewafatan ayahnya. Dari sejak dilahirkan, ayahnya selalu menyembunyikannya dari pandangan umum karena beberapa problem (yang menuntut) dan kekhawatiran terhadap ulah para khalifah Abbasiah. Karena Bani Abbas selalu mencari-cari keluarga Rasulullah dan menjatuhkan hukuman terhadap mereka, membunuh atau menggantung mereka. Hal itu dikarenakan mereka berkeyakinan bahwa dinasti kerajaan mereka akan musnah di tangan keluarga Muhammad. Yaitu, di tangan Imam Mahdi as. Dan mereka mengetahui realita ini dari hadis-hadis yang mereka dengar dari Rasulullah SAWW.” [6]
d. Syeikh Abd. Wahhab asy-Sya’rani. Ia menegaskan: “Mahdi adalah salah seorang dari putra-putra Imam Hasan al-‘Askari as. Ia dilahirkan pada malam nishfu Sya’ban 255. Ia hidup (hingga sekarang) sehingga ia berjumpa dengan Nabi Isa as (kelak).” [7]
e. Syeikh Sulaiman al-Qunduzi al-Hanafi. Ia menulis: “Satu berita yang pasti dan paten di kalangan orang-orang yang dapat dipercaya adalah, bahwa kelahiran al-Qâ`im terjadi pada malam nishfu Sya’ban 255 di kota Samirra`.” [8]
Manipulasi Hadis
Ketika kita merujuk kepada buku-buku referensi hadis dan sejarah, yang kita dapati adalah, bahwa Imam Mahdi as adalah putra Imam Hasan al-‘Askari, sebagaimana hal itu dapat kita simak pada sekilas pembahasan di atas. Akan tetapi, kita akan menemukan satu hadis dalam buku-buku referensi Ahlussunnah yang berlainan dengan hadis-hadis tersebut. Di dalam hadis ini terdapat penambahan sebuah frase yang—mungkin—memang disengaja untuk memanipulasi dan menciptakan keraguan dalam menilai hadis-hadis tersebut.
Anehnya, sebagian orang memegang teguh satu hadis ini dan meninggalkan hadis-hadis lain yang lebih dapat dipercaya, mungkin karena hadis itu sejalan dengan ide dan kiprah politik-sosialnya.
Hadis itu adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِيْ دَاوُدَ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زُرٍّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، عَنِ النَّبِيِّ (ص) أَنَّهُ قَالَ: "لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ وَاحِدٌ، لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ اللهُ رَجُلاً مِنِّيْ (أَوْ: مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ) يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِيْ وَ اسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِيْ ، يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَ جَوْرًا."
Diriwayatkan dari Abu Daud, dari Zaidah, dari ‘Ashim, dari Zurr, dari Abdullah, dari Nabi saw bahwa beliau bersabda, “Seandainya tidak tersisa dari (usia) dunia ini kecuali hanya sehari, niscaya Allah akan memanjangkan hari itu hingga Ia membangkitkan seseorang dariku (dari Ahlulbaitku) yang namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku . Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kezaliman dan kelaliman.”
Hadis di atas tidak dapat kita jadikan pijakan, baik dari sisi sanad maupun dari sisi kandungan.
Dari sisi sanad, hadis ini diriwayatkan dari Zaidah. Jika kita merujuk kepada buku-buku ilmu Rijal, akan kita dapatkan bahwa semua nama Zaidah memiliki catatan negatif dalam sejarah hidupnya; Zaidah bin Sulaim adalah seorang yang tidak diketahui juntrungannya (majhûl), Zaidah bin Abi ar-Ruqad adalah seorang yang lemah (dha’îf), menurut Ziyad an-Numairi dan hadisnya harus ditinggalkan, menurut Bukhari, dan Zaidah bin Nasyid tidak dikenal kecuali melalui riwayat putranya darinya, menurut Ibnu al-Qatthan. Sementara Zaidah (dengan tidak disebutkan nama ayahnya), hadisnya harus ditinggalkan, menurut Abu Hatim dan hadisnya tidak bisa diikuti, menurut Bukhari, atau ia ahli dalam menyisipkan kata-kata baru ke dalam hadis, menurut sebagian ulama Rijal. [9]
Dari sisi kandungan, tidak hanya Zaidah yang meriwayatkannya dari jalur Zurr. Bahkan, ada beberapa jalur lain selaian Zaidah, dan hadis-hadis itu tidak memiliki tambahan “dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku”. Dari sini dapat diketahui bahwa tambahan frase tersebut adalah ulah tangan Zaidah. Di samping itu, hadis-hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw mengenai Imam Mahdi as tidak memiliki tambahan frase tersebut. Ditambah lagi ijmâ’ Muslimin yang menegaskan bahwa Imam Mahdi adalah putra Imam Hasan al-‘Askari as.
Al-Hâfizh al-Kunji as-Syafi’i menulis, “Semua hadis yang datang dari saw tidak memiliki tambahan frase ‘dan nama ayahnya sama dengan nama ayahu’. ... Tirmidzi telah menyebutkan hadis tersebut dan tidak menyebutkan frase ‘dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku’, dan di dalam kebanyakan hadis-hadis para perawi hadis yang dapat dipercaya hanya terdapat frase ‘namanya sama dengan namaku’. Pendapat penentu dalam hal ini adalah, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal dengan ketelitiannya telah meriwayatkan hadis tersebut di dalam Musnadnya di beberapa kesempatan, dan ia hanya menyebutkan frase ‘namanya sama dengan namaku’.” [10]
Yang perlu kita simak di sini adalah mengapa penambahan frase itu harus terjadi? Adakah tujuan tertentu di balik itu?
Minimal ada dua kemungkinan di balik penambahan frase tersebut:
Pertama , ada usaha untuk melegitimasi salah satu penguasa dinasti Abbasiah yang bernama Muhammad bin Abdullah. Ia memiliki julukan al-Mahdi, dan dengan hadis picisan tersebut mereka ingin mengaburkan opini umum tentang al-Mahdi yang sebenarnya.
Kedua , ada usaha untuk melegitimasi Muhammad bin Abdullah bin Hasan yang memiliki julukan an-Nafs az-Zakiyah (jiwa yang suci). Karena ia memberontak kepada penguasa Bani Abbasiah waktu itu, para pembuat hadis itu ingin memperkenalkannya—sesuai dengan kepentingan politis-sosialnya—kepada khalayak bahwa ia adalah al-Mahdi yang sedang ditunggu-tunggu. [11]
Kisah Kelahiran
Kisah kelahiran orang-orang besar selalu menyimpan rahasia dan misteri tersendiri. Betapa banyak peristiwa yang terjadi pada saat seorang agung lahir yang sungguh di luar kemampuan akal kepala kita untuk memahami dan “mempercayaninya”. Tapi, hal itu bukanlah seuatu hal yang aneh jika dikaitkan dengan kehendak Ilahi. Karena selama suatu peristiwa masih bersifat mungkin, bukan mustahil, hal itu masih berada di bawah ruang lingkup kehendak Ilahi meskipun termasuk kategori sesuatu yang aneh menurut akal kita.
Kisah kelahiran Imam Mahdi as adalah salah atu dari sekian kisah aneh (baca: ajaib) yang pernah terjadi di sepanjang sejarah manusia. Mari kita simak bersama.
Sayidah Hakimah binti Imam Muhammad al-Jawad as bercerita:
Abu Muhammad Hasan bin Ali (al-‘Askari) datang ke rumahku seraya berkata: “Wahai bibiku, berbuka puasalah di rumah kami malam ini. Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban. Allah Ta’ala akan menampakkan hujjah-Nya di atas bumi pada malam ini.” “Siapakah ibunya?”, tanyaku “Narjis”, jawabnya singkat. “Sepertinya ia tidak memiliki tanda-tanda kehamilan?”, tanyaku lagi. “Hal itu akan terjadi seperti yang telah kukatakan”, katanya menimpali.
Setelah sampai di rumahnya, kuucapkan salam dan duduk. Tidak lama Narjis datang menemuiku untuk melepaskan sandalku seraya berkata: “Wahai junjunganku, izinkanlah kulepaskan sandal Anda.” “Tidak! Engkaulah junjunganku. Demi Allah, aku tidak akan mengizinkan engkau melepaskan sandalku dan berkhidmat kepadaku. Seharusnya akulah yang harus berkhidmat kepadamu”, tegasku. Abu Muhammad mendengar ucapanku itu. Ia berkata: “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan wahai bibiku.”
Kukatakan kepada Narjis: “Pada malam ini Allah akan menganugrahkan kepadamu seorang putra yang akan menjadikan junjungan di dunia dan akhirat.” Ia duduk sambil menahan malu.
Setelah selesai mengerjakan shalat Isya`, aku berbuka puasa dan setelah itu, pergi ke tempat tidur. Ketika pertengahan malam tiba, aku bangun untuk mengerjakan shalat. Setelah aku selesai mengerjakan shalat, Narjis masih tertidur pulas dan tidak ada kejadian khusus terhadap dirinya. Akhirnya aku duduk-duduk sambil membaca wirid. Setelah itu, aku terbaring hingga tertidur pulas. Tidak lama kemudian, aku terbangun dalam keadaan tertegun, sedangkan ia masih tertidur pulas. Tidak lama berselang, ia terbangun dari tidurnya dalam keadaan ketakutan. Ia keluar untuk berwudhu. Ia kembali ke kamar dan mengerjakan shalat. Ketika ia sedang mengerjakan rakaat witir, aku merasa bahwa fajar sudah mulai menyingsing. Aku keluar untuk melihat fajar. Ya, fajar pertama telah menyingsing. (Melihat tidak ada tanda-tanda ia akan melahirkan), keraguan terhadap janji Abu Muhammad mulai merasuki kalbuku. Tiba-tiba Abu Muhammad menegorku dari kamarnya: “Janganlah terburu-buru wahai bibiku. Karena janji itu telah dekat.” Aku merasa malu kepadanya atas keraguan yang telah menghantuiku. Di saat aku sedang kembali ke kamar, Narjis telah selesai mengerjakan shalat. Ia keluar dari kamar dalam keadaan ketakutan, dan aku menjumpainya di ambang pintu. “Apakah engkau merasakan sesuatu?”, tanyaku. “Ya, bibiku. Aku merasakan berat sekali”, jawabnya. “Ingatlah Allah selalu. Konsentrasikan pikiranmu. Hal itu seperti yang telah kukatakan padamu. Engkau tidak perlu takut”, kataku menguatkannya.
Lalu, aku mengambil sebuah bantal dan kuletakkannya di tengah-tengah kamar. Kududukkannya di atasnya dan aku duduk di hadapannya layaknya seorang wanita yang sedang menangani seseorang yang ingin melahirkan. Ia memegang telapak tanganku dan menekannya sekuat tenaga. Ia menjerit karena kesakitan dan membaca dua kalimat syahadah. Abu Muhammad berkata dari balik kamar: “Bacalah surah al-Qadr untuknya.” Aku mulai membacanya dan bayi yang masih berada di dalam perut itu menirukan bacaanku. Aku ketakutan terhadap apa yang kudengar. Abu Muhammad berkata lagi: “Janganlah merasa heran terhadap urusan Allah. Sesungguhnya Allah membuat kami berbicara dengan hikmah pada waktu kami masih kecil dan menjadikan kami hujjah di atas bumi-Nya ketika kami sudah besar.”
Belum selesai ucapannya, tirai cahaya menutupiku untuk dapat melihatnya. Aku berlari menuju Abu Muhammad sambil menjerit. “Kembalilah wahai bibiku. Engkau akan mendapatkannya masih di tempatnya”, katanya padaku.
Aku kembali. Tidak lama kemudian, tirai cahaya itu tersingkap. Tiba-tiba aku melihatnya dengan seunggun cahaya yang menyilaukan mataku. Kulihat wali Allah dalam kondisi sujud. Di lengan kanannya tertulis: “Telah datang kebenaran dan sirna kebatilan. Sesungguhnya kebatilan telah sirna”. Ia berkata dalam keadaan sujud: “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, kakekku Muhammad adalah Rasulullah, dan ayahku Amirul Mukminin wali Allah.” Selanjutnya ia menyebutkan nama para imam satu-persatu hingga sampai pada dirinya. Kemudian, ia berdoa: “Ya Allah, wujudkanlah untukku apa yang telah Kau janjikan padaku, sempurnakanlah urusanku, kokohkanlah langkahku, dan penuhilah bumi ini karenaku dengan keadilan.” Setelah itu, ia mengangkat kepalanya seraya membaca ayat, “Allah bersaksi dalam keadaan menegakkan keadilan bahwa tiada tuhan selain Ia, dan begitu juga para malaikat dan orag-orang yang diberi ilmu. Tiada tuhan selian Ia yang Maha Perkasa nan Bijaksana. Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam”. (QS. Ali ‘Imran : 18-19) Kemudian, ia bersin. Ia berkata: “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Semoga Allah mencurahkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya. Orang-orang zalim menyangka bahwa hujjah Allah telah sirna.”
Aku menggendongnya dan mendudukknnya di pangkuanku. Sungguh anak yang bersih dan suci. Abu Muhammad berkata: “Bawalah putraku kemari wahai bibiku.” Aku membawanya kepadanya. Ia menggendongnya seraya memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya dan mengelus-elus kepala, kedua mata, telinga dan seluruh sikunya. Lalu, ia berkata kepadanya: “Berbicaralah wahai putraku.” Ia membaca dua kalimat syahadah dan mengucapkan shalawat untuk Rasulullah dan para imam satu-persatu. Setelah sampai di nama ayahnya ia diam sejenak. Ia memohon perlindungan dari setan yang terkutuk seraya membaca ayat: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan Kami akan memberikan anugrah kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi, menjadikan mereka para pemimpin dan para pewaris. Dan Kami akan menjayakan mereka di muka bumi dan memperlihatkan kepada Fir’aun, Haman dan bala tentara mereka apa yang mereka takutkan.”
Setelah itu, Abu Muhammad memberikannya kepadaku kembali seraya berkata: “Wahai bibiku, kembalikanlah kepada ibundanya supaya ia berbahagia dan tidak susah. Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Akan tetapi, mayoritas umat manusia tidak mengetahui.”
Kukembalikan ia kepada ibunya dan fajar telang menyingsing waktu itu. Setelah mengerjakan shalat Shubuh, aku mohon pamit kepadanya. [12]
Kelahiran Yang Tersembunyi
Meskipun bukti-bukti tekstual dan historis di atas sangat gamblang dan jelas, kelahiran beliau masih menjadi misteri bagi sebagian orang. Mereka malah mengingkari bahwa beliau telah lahir dan menganggapnya masih belum lahir. Mungkin faktor utama atas klaim mereka itu adalah kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi dan tidak pernah melihat beliau kecuali sahabat-sahabat dekat Imam Hasan al-‘Askari as. Tapi, ketika kita memperhatikan situasi dan kondisi politik yang dominan dan sangat genting di masa-masa terakhir kehidupan Imam Hasan al-‘Askari, kita akan memaklumi kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi itu. Karena hal itu memang terjadi karena tuntutan sikon yang ada waktu itu mengingat Imam Mahdi as adalah hujjah Ilahi yang terakhir, dan seandainya penguasa waktu itu berhasil membunuh beliau, niscaya dunia ini sudah tutup usia.
Mungkin pendapat seorang penulis kenamaan berikut ini layak kita renungkan bersama, paling tidak hal itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Ia menulis, “Rahasia di balik kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi itu adalah, bahwa ketika dinasti Abbasiah mengetahui melalui hadis-hadis Nabi dan para imam Ahlulbait as bahwa Imam Mahdi adalah imam kedua belas yang akan meratakan keadilan di atas bumi ini, menghancurkan benteng-benteng kesesatan, membasmi pemerintahan thaghut dan menguasai Barat dan Timur, mereka ingin untuk memadamkan cahaya Allah itu dengan cara membunuhnya. Oleh karena itu, mereka mengirim mata-mata dan para dukun bayi untuk menggeledah dan memeriksa rumah Imam Hasan al-‘Askari as. Akan tetapi, Allah masih berkehendak untuk menyempurnakan cahaya-Nya dan menyembunyikan kehamilan ibunda beliau, Narjis.
Disebutkan dalam beberapa referensi bahwa al-Mu’tamid al-Abbasi memerintahkan para dukun bayi untuk memasuki rumah-rumah Bani Hasyim, khususnya Imam Hasan al-‘Askari tanpa harus meminta izin sebelumnya barangkali mereka dapat menemukan beliau telah lahir. Akan tetapi, Allah masih menghendaki untuk memberlakukan apa yang pernah terjadi pada kisah kelahiran Nabi Musa as. Pihak penguasa mengetahui bahwa kerajaan mereka akan musnah di tangan salah seorang dari keturunan Bani Israil. Oleh karena itu, mereka selalu mengawasi setiap wanita keturunan Bani Israil yang sedang hamil. Ketika melihat anak yang lahir dari mereka adalah lelaki, mereka langsung membunuhnya. Tapi, dengan kehendak Allah Musa tetapi lahir dengan selamat dan Ia menyembunyikan kelahirannya.
Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa kelahiran Imam Mahdi as memiliki keserupaan dengan kelahiran Nabi Musa dan Ibrahim as.” [13]
Dari sekilas pembahasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Imam Mahdi as sudah lahir. Karenan jika tidak demikian, mengapa para penguasa Abbasiah memberlakukan pengontrolan ketat terhadap keturunan Bani Hasyim, khususnya istri Imam Hasan al-‘Askari? Mengapa mereka memerintahkan para dukun-dukun bayi untuk memasuki rumah beliau tanpa harus meminta izin terlebih dahulu? Pada peristiwa syahadah Imam Hasan al-‘Askari pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 260, Ja’far al-Kadzzâb, saudara beliau ingin menjadi imam di saat shalat janazah hendak dilaksanakan. Karena sunnah Ilahi bahwa seorang imam tidak dapat dishalati kecuali oleh imam setelahnya, Imam Mahdi menampakkan dirinya dan menyingkirkan Ja’far dari tempat imam shalat jenazah. Tidak lama, berita kemunculan beliau di hadapan khalayak tersebar dan hal itu pun sampai ke telinga al-Mu’tamid, penguasa dinasti Abbasiah kala itu. Akhirnya, ia memerintahkan bala tentaranya untuk menggeledah rumah Imam Hasan al-‘Askari demi menangkap Imam Mahdi dan menyerahkannya kepada Khalifah [14] .
Meskipun kelahiran terjadi secara tersembunyi, tapi hal itu tidak menutup kemungkinan adanya sebagian orang yang pernah melihat beliau. Berikut ini nama-nama orang yang pernah melihat beliau dengan mata kepala mereka sendiri: [15]
a. Sayidah Hakimah binti Ali al-Hadi, bibi Imam Hasan al-‘Askari. Beliaulah yang menemani Narjis saat melahirkan Imam Mahdi as.
b. Abu Ghanim, pembantu setia Imam Hasan al-‘Askari as
c. Nasim, seorang pembantu di rumah Imam Hasan al-‘Askari as.
d. Kamil bin Ibrahim al-Madani, seorang agung yang pernah menganut mazhab al-Mufawwidhah dan kemudian meninggalkannya. Ia bercerita, “Para sahabat Imam al-‘Askari pernah mengutusku untuk menanyakan beberapa masalah dan supaya aku mengetahui tentang anak beliau yang baru lahir. Aku masuk ke rumah beliau. Setelah mengucapkan salam, aku duduk di pinggir sebuah pintu yang ditutupi oleh kain. Tiba-tiba angin bertiup dan menyingkap ujung kain itu. Kulihat seorang anak kecil (di balik pintu itu) yang sangat tampan bagaikan rembulan. Ia kira-kira masih berusia empat tahun. Ia berkata kepadaku, ‘Hai Kamil bin Ibrahim!’ Buluku merinding mendengar suara itu dan aku diberi ilham untuk mengucapkan, ‘Ya junjunganku!’ Ia melanjutkan, ‘Engkau datang kepada wali Allah untuk menanyakan kepadanya tentang statemen bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang yang berkeyakinan seperti keyakinanmu?’ ‘Betul, demi Allah’, jawabku. ‘Jika begitu, amat sedikit orang yang akan memasukinya. Demi Allah! Pasti akan masuk surga kaum yang dikenal dengan sebutan al-Haqqiyah’, tandasnya. ‘Wahai junjunganku! Siapakah mereka itu?’, tanyaku. ‘Mereka adalah sekelompok kaum yang karena kecintaan mereka kepada Ali, mereka siap untuk bersumpah demi haknya, meskipin mereka tidak mengetahui hak dan keutamannya’, tandasnya. Kemudian, ia melanjutkan, ‘Engkau datang juga ingin menanyakan tentang keyakinan mazhab al-Mufawwidhah. Mereka telah berbohong. Sebenarnya hati kami adalah wadah bagi kehendak Allah. Ketika Allah berkehendak, kami pun berkehendak. Allah berfirman, ‘Dan kalian tidak mungkin berkehendak kecuali jika Allah berkehendak’.’ Kain itu pun tertutup kembali dan aku tidak dapat untuk menyingkapnya kembali. Ayahnya melihatku sembari tersenyum. Ia berkata kepadaku, ‘Kenapa engkau masih duduk di sini sedangkan hujjah setelahku telah menjawab pertanyaanmu?’”
e. Abul Fadhl Hasan bin Husain al-‘Askari.
f. Ahmad bin Ishaq al-Asy’ari al-Qomi, wakil Imam Hasan al-‘Askari di Qom.
g. Ya’qub bin Manqusy.
h. Isa bin Mahdi al-Jawahiri.
i. Ibrahim bin Muhammad at-Tabrizi.
j. Utusan kota Qom.
k. Ibrahim bin Idris.
Nama dan Julukan
Orang-orang besar biasanya memiliki nama dan julukan lebih dari satu. Rasulullah SAWW memiliki nama dan julukan Muhammad, Ahmad, Thaha, Yasin, al-Basyir, an-Nadzir, dan lain sebagainya. Imam Ali dan seluruh imam dari keturunan beliau juga demikian. Hal itu bukanlah suatu hal yang kebetulan. Akan tetapi, menyingkap satu sisi dari sekian sisi kepribadian dan spiritual yang mereka miliki.
Imam Mahdi pun tak luput dari kaidah di atas. Beliau pun memiliki nama dan julukan lebih dari satu, seperti al-Mahdi, al-Hujjah, al-Qâ`im, al-Muntazhar, al-Khalaf as-Shâlih, Shâhib al-Amr, dan As-Sayid. Pada kesempatan ini, kami akan menyebutkan sebagiannya saja beserta alasan yang ditegaskan oleh hadis-hadis mengapa beliau memiliki nama dan julukan tersebut.
a. Al-Mahdi.
Dalam beberapa hadis, beliau dijuluki dengan al-Mahdi. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah saw bersabda, “Nama al-Mahdi adalah namaku.” Hadis serupa juga pernah diucapkan oleh Amirul Mukminin as.
Mengapa beliau diujuluki demikian? Hal itu dikarenakan Allah selalu menunjukkannya kepada hal-hal ghaib yang tidak diketahui oleh siapa pun. Berkenaan dengan hal ini Imam Muhammad al-Baqir as berkata, “Jika al-Mahdi kami telah bangkit, ia akan membagi-bagikan (harta) dengan sama rata dan berbuat adil terhadap rakyat jelata. Barangsiapa menaatinya, maka ia telah menaati Allah dan barangsiapa menentangnya, maka ia telah menentang Allah. Ia diberi nama al-Mahdi, karena Ia selalu menunjukkannya kepada sesuatu yang rahasia.” [16]
b. Al-Qâ`im
Julukan beliau ini mengungkap sebuah makna yang sangat signifikan. Al-Qâ`im adalah orang yang berdiri atau bangkit. Kebangkitan beliau kelak di akhir zaman berbeda sekali dengan seluruh kebangkitan yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Bisa diasumsikan bahwa kebangkitan beliau adalah satu-satunya kebangkitan yang belum pernah disaksikan oleh makhluk Allah. Jika kebangkitan-kebangkitan yang pernah terjadi sepanjang sejarah hanya bersifat parsial dan teritorial, kebangkitan beliau ini bersifat universal dan mendunia. Beliau akan menebarkan semerbak wangi kebenaran ke seluruh penjuru dunia sehingga setiap orang pasti dapat menikmatinya dengan penuh keleluasaan.
Dalam sebuah hadis Imam Ja’far as-Shadiq as pernah berkata, “Ia dinamai al-Qâ`im karena ia akan menegakkan kebenaran (dengan kebangkitannya).” [17]
Abu Hamzah ats-Tsumali pernah bertanya kepada Imam al-Baqir as: “Wahai putra Rasulullah, bukankah kalian semua adalah orang-orang yang menegakkan kebenaran (qâ`imîn bil-haq)?”
“Ya”, jawab beliau.
“Mengapa hanya Imam Mahdi yang dijuluki al-Qâ`im?”, tanyanya lagi.
Beliau menjawab: “Ketika kakekku Husain as terbunuh, para malaikat menangis meraung-raung di hadapan Allah ‘azza wa jalla ... Setelah itu, Allah menunjukkan para imam dari keturunan Husain as (kepada mereka). Mereka menjadi gembira dengan hal itu. (Pada waktu itu), salah seorang dari mereka sedang berdiri (qâ`im) mengerjakan shalat. Lantas Ia berfirman: ‘Dengan (perantara) orang yang sedang berdiri itu Aku akan membalas dendam kepada mereka (para pembunuhnya)’.” [18]
c. Al-Muntazhar
Jika dalam keyakinan masyarakat dunia pekerjaan menunggu dan menanti adalah sebuah kegiatan yang menjemukan, menunggu kedatangan seorang juru penyelamat dari segala penderitaan adalah sebuah harapan yang dapat memberikan energi baru bagi kegiatan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam konteks ini beliau diberi julukan al-Muntazhar, orang yang selalu dinantikan kedatangannya.
Imam al-Jawad as pernah ditanya: “Wahai putra Rasulullah, mengapa ia dijuluki al-Qâ`im?” “Karena ia akan bangkit setelah dilupakan dan mayoritas orang yang meyakini imâmahnya murtad”, jawab beliau. “Mengapa diberi julukan al-Muntazhar?”, beliau ditanya kembali. “Karena ia memiliki sebuah ghaibah yang sangat panjang. Orang-orang yang tulus akan selalu meunggu kehadirannya dan orang-orang yang kotor akan mengingkarinya”, jawab beliau tegas.
d. Al-Hujjah
Dalam keyakinan Islam, hujjah Allah pasti selalu ada pada setiap masa. Tidak pernah berlalu sebuah masa yang hujjah Allah absen di situ. Karena ia adalah satu-satunya perantara faidh (anugrah dan karunia) Ilahi untuk seluruh makhluknya. Tanpa hujjah, faidh Ilahi akan terputus dan seluruh alam semesta akan luluh-lantak.
Sejarah Panjang PC Tablet
Kemudian di tahun 1945 Vannevar Bush mengenalkan sebuah perangkat bernama memex, yang bentuknya masih sangat besar, serupa meja. Alat ini akan secara otomatis merekam baik tulisan ataupun gambar yang dihasilkan oleh tangan sang operator.
Sejak tahun 1950-an, berbagai produsen mulai bereksperimen dengan teks elektronik, pengenal tulisan tangan dan perangkat tambahan untuk input digital. Penggunaan pertama dari pena stylus dalam perangkat komputasi adalah Styalator, yang dikenalkan oleh Tom Dimond pada tahun 1957. Pada tahun 1960-an dalam pertunjukan televise dan bioskop seperti Star Trek dan 2001: A Space Odyssey, telah diprediksi suatu perangkat tablet yang digunakan untuk berkomunikasi, kerja maupun entertainment.
Sejarah PC tablet berlanjut di tahun 1985 Percept dan CIC mengenalkan suatu computer PC yang menggunakan tablet dan pengenalan tulisan tangan, dan bukan dengan keyboard atau mouse. Tablet itu menggunakan system operasi DOS. Sementara tahun 1993 produsen asal Jepang, Fujitsu mengeluarkan PC tablet Poqet yang menggunakan LAN terintegrasi. Tak mau ketinggalan Apple Computer juga merilis Newton PDA atau MessagePad Apple, yang menggunakan pengenalan tulisan tangan dengan stylus.
Demikian juga IBM mengeluarkan ThinkPad, computer portable komersial pertama yang dijual untuk masyarakat umum. AT & T juga mengeluarkan EO Personal Communicator, yang menggabungkan PenPoint dengan komunikasi nirkabel. Tahun 1993 BellSouth juga merilis IBM Simon Personal Comunicator, yaitu sebuah ponsel analog yang menggunakan teknologi layar sentuh.
Pada tahun 2000-an Bill Gates mengenalkan sebuah prototype dari sebuah PC tablet. Oleh Microsoft perangkat itu didefinisikan sebagai pena computer. Tahun 2009 Asus mengumumkan sebuah netbook tablet yang sudah dilengkapi dengan layar multisentuh.
Dan di tahun 2010 beragam piranti tablet mulai membanjiri pasar. Apple mengenalkan iPad dengan Apple IOS, Samsung mengeluarkan Galaxy Tab dengan Android dan bModo meluncurkan bModo 12 dengan Windows 7 OS. Setahun kemudian Dell mengeluarkan Streak dan disusul Blackberry mengeluarkan Playbook.
Spek dan Harga Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus
Hadir dengan Layar PLS LCD
Spek pertama dari Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus ini yaitu tipe layar terbaru bernama “TPS LCD”, layar yang menhasilkan kualitas gambar sangat jernih, nyaman dipandang meskipun berlama-lama. Sekitar 16 Juta warna dapat dimuat oleh Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus ini, membentang layar 7 Inchi, sama dengan galaxy tab 7 inch pendahulunya. Selain itu, beberapa fitur juga terdapat pada layar Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus, :
- Multi-touch input method
- Accelerometer sensor for UI auto-rotate
- TouchWiz UX UI
- Three-axis gyro sensor
- Proximity sensor for auto turn-off
Mengontak lebih Asyik
Perbedaan yang cukup signifikan dari segi data dan jaringan antara Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus dan Samsung Galaxy Tab 7.0. Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus tidak perlu menggunakan headset, dll ketika menerima telepon, atau menghubungi seseorang lewat telepon, pengguna bisa melakukan atau menerima panggilan dengan cara yang sama seperti handphone lainnya (tanpa headset). Disamping itu, kamera 2Mp yang terpampang di atas layar 7 inch ini membantu kita menggunakan fitur Video Call atau panggilan video dengan kualitas yang sangat tinggi.
Desain Tipis (Tablet Tertipis)
Dari segi desain, Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus ini terlihat sangat Slim, sangat elegan, berbeda dengan Samsung Galaxy Tab 7.0 sebelumnya yang desainnya agak tebal, dan dengan bobot yang berat.
Performance Cepat
Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus ini ternyata menggunakan Processor Dual-Core sebesar 1.2 GHz (sama dengan processor Galaxy SII). Dengan processor dual-core ini, tentunya kalian bisa lebih nyaman menikmati beberapa fitur Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus ini, baik dalam bermain Game HD, Menonton Video, atau browsing Internet.
Android 3.2 Honeycomb
Android 3.2 Honeycomb merupakan versi android terbaru untuk Tablet, dan android ini sudah dibenamkan di Tablet Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus. Tentunya ada beberapa fitur yang membedakan Android Tablet terbaru ini dengan yang sebelumnya.
Demikianlah sekilas Spek dari Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus ini, sebenarnya, masih banyak fitur yang dimiliki gadget keren ini, namun kami tidak sebutkan semuanya, soalnya Capek banget ngetiknya . Untuk Harga Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus di Indonesia masih berkisar sekitar Rp. 5.500.000 dengan beberapa bonus yang bisa kamu dapatkan.
Wednesday, November 09, 2011
Keajaiban Otak
Kemampuan otak memori manusia adalah 10800 (angka 1 dengan 800 buah angka 0), dengan kemampuan ini sesungguhnya seseorang mampu menghapal semua atom di alam semesta ini yang diperkirakan berjumlah 10100 (angka 1 dengan 100 buah angka 0). Kalau tidak salah kapasitas hardisk yang sekarang mampu menyimpan data sebanya 200 TB atau sekitar 2 x 1014 angka ini jauh lebih kecil dari kemampuan otak kita Sehingga tidaklah salah apabila Gordon Dryden menyatakan “You’re the owner of the world’s most powerfull computer.” (Anda adalah pemilik komputer paling hebat di dunia ). Tapi yang mengherankan, mengapa kita tidak merasakan kemampuan yang demikian besar itu ? Jawabannya sederhana kita belum bisa memanfaatkan secara maksimal otak kita. Ya bisa kita umpamakan kita memiliki peralatan super canggih, tapi kita tidak bisa mengoperasikannya kan sama saja dengan bohong.
Kita dapat menggunakan otak kita secara maksimal, apabila kita mengenal karakteristik dan cara kerja otak.Berdasarkan belahannya otak dapat dibagi menjadi yaitu Belahan otak kiri mempunyai ciri bekerja secara urut, parsial, dan logis. Belahan Kanan mempunayi ciri bekerja secara acak, hoistik, kreatip
Dalam proses belajar satau kehidupan sehari-hari, orang sering hanya menggunakan setengah kemampuannya yaitu otak kiri, misalnya sewaktu kita belajar di sekolah kita biasa dituntut untuk berpikir urut dan logis saja. Otak kanan membantu kita dalam menghafal cepat, membaca cepat, dan berfikir kreatif, sehingga dalam belajar kita menggunakan otak kiri dan otak kanan dapat dibayangkan hasil yang luar biasa, mungkin saja diluar apa yang kita bayangkan.
Beradasarkan kesadaran otak dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu Sadar dan Bawah sadar. Bagian yang sadar hanya menyumbangkan 1/7 bagian dari kemampuan otak secara keseluruhan cara kerja otak sadar : tegang dan detil. Sedangkan otak bawah sadar menyumbangkan 6/7 bagian dari seluruh kemampuan otak, cara kerja otak bawah sadar : santai, dan mengingat sesuatau menggunakan kata kunci. Untuk membedakan otak sadar, dan bawah bisa kita umpamakan seseorang yang sedang belajar mengemudi mobil dengan pengemudi yang profesional. Orang yang sedang belajar mengemudi yang bekerja adalah otak sadarnya, penuh konsentrasi, tegang dan hasilnya ? ya kurang efektip kita sebagai penumpang akan merasakan ketidaknyamanan. Tapi coba kita bandingkan dengan sopir taxi yang profesional dia mengemudikan mobil dengan santai, sambil nyanyi, sambil merokok, bahkan sambil ngobrol dengan penumpangnya tapi kita merasakan nyaman sebagai penumpang. Kenapa ? karena pengemudi taksi ini menggunakan otak bawah sadarnya untuk mengemudi.
Sehingga untuk memaksimalkan kemampuan, kita harus memaksimalkan bagaimana cara menggunakan otak yaitu : gunakan otak kiri dan otak kanan untuk berfikir, belajarlah menggunakan otak bawah sadar karena otak bawah sadar menyumbang 6/7 bagian dari kemampuan otak.
Ketidak tahuan kita untuk memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada otak menyebabkan kita tertinggal jauh oleh orang lain sehingga timbul anekdot yang sangat memalukan, ceritanya sebagai berikut. Alkisah terjadilah proses pelelangan otak kelas dunia. Otak orang Jerman, yang ahli teknologi dilelang seharga 1000 dolar. Otak orang Jepang, yang kreatif dilelang seharga 10.000 dolar, Sedangkan otak orang Indonesia dilelang dengan harga paling mahal yaitu 100.0000.000 doal! Mengapa ? karena otak orang Indonesia masih utuh, asli, sama sekali belum pernah digunakan.
Heboh, Daging Sapi Kurban Bertulis Asma Allah di Medan

Warga Medan Sumatera Utara (Sumut) heboh dengan penemuan daging sapi kurban bertuliskan asma Allah. Unik, meski irisan daging setebal lebih dari satu centimeter, tulisan Allah terlihat tembus pandang jika diterawang ke arah cahaya.
Penemuan daging bertuliskan Asma Allah ini membuat puluhan warga mendatangi rumah Anggriani di Jl. Alumunium I, Gang Bahagia, nomor 5, Kelurahan Tanjung Mulia, Lingkungan 16, Kecamatan Medan Deli. Sejak Selasa (7/11/2011) pagi, warga terus berdatangan hingga tengah malam sekitar pukul 23.30 WIB.
Pemilik daging, Anggriani mengaku, menemukan daging unik tersebut usai merebus daging sapi kurban pada Senin pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Pada empat irisan daging, terlihat tulisan Allah dalam aksara Arab. Sementara pada irisan daging lainnya terlihat wajar dan biasa saja.
“Saat masih dipotong-potong belum kelihatan. Setelah direbus baru kelihatan. Anehnya, Cuma ada empat potong daging. Daging lainnya tidak,” kata Anggraini.
Keunikan lain, walau irisan daging setebal lebih dari satu centimeter, lekukan tulisan Asma Allah akan terlihat jelas dan tembus pandang jika dilihat dengan latar belakang cahaya lampu. Sementara tonjolan daging mempertegas tulisan.
“Kalau diterawang ke arah lampu, lekukannya membentuk bayangan mempertegas ukiran yang menonjol,” jelas Anggraini.
Sejumlah warga yang datang datang melihat, meyakini air rebusan daging tersebut memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Salah satunya adalah M. Sabri. Pria berusia 39 tahun ini meyakini air kaldu rebusan daging sapi kurban bertuliskan Asma Allah itu bermanfaat mengobati penyakit dalam, terutama pencernaan dan menambah stamina tubuh.
“Saya yakin daging itu tidak hanya mengandung protein, tetapi juga bisa menyembuhkan penyakit,” sebut Sabri.
Akibat keyakinan sejumlah pengujung yang datang, pemilik daging berencan menyiapkan air kaldu rebusan daging tersebut untuk warga yang membutuhkannya.
ADAM BUKAN MANUSIA PERTAMA
Ada 831.000.000 hasil telusur untuk adam. Urutan nomor 2 adalah website Wikipedia Ensiklopedia bebas dengan alamat http://id.wikipedia.org
Saya kutip sebagian isinya sebagai berikut : Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda; bahasa Ibrani: אָדָם; bahasa Arab: آدم) atau Nabi Adam a.s. dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya, Hawa. Merekalah orang tua semua manusia di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, maupun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.
Benarkah Adam manusia pertama ? Sekali lagi benarkah Adam manusia pertama ?
Hampir semua orang yang kita tanya dengan pertanyaan "siapa manusia pertama di dunia ?" Dapat kita pastikan jawabannya adalah : Adam !
Namun, benarkah pernyataan tersebut yang menyatakan bahwa Adam adalah manusia pertama di dunia ini. Dalam hal ini ada perbedaan pendapat. Mayoritas menyatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Dan hanya sebagian kecil atau minoritas yang menyatakan bahwa Adam itu bukan manusia pertama di dunia ini. Berarti sebelum Adam diturunkan di dunia ini sudah ada manusia yang menghuni bumi ini.
Mari kita kaji dan cermati bersama masalah tersebut.
Dalam situs UnICoM Universal Communication dengan alamat http://www.huttaqi.com ada artikel yang menarik dengan judul "Mengenal Awal Kejadian Manusia" oleh Huttaqi yang disampaikan pada Kajian Bulanan di Al Azhar Jakarta. Secara lengkap saya kutip sebagai berikut : Mengenal Awal Kejadian Manusia
Disampaikan pada Kajian Bulanan di Al Azhar Jakarta
Oleh :
Huttaqi
I. Masa-masa awal sejarah Manusia yang kita kenal
Ada 3 Pendapat (mungkin lebih) tentang manusia pertama ini :
1. Pendapat Umum (Mayoritas) Bahwa Adam adalah manusia pertama
Beberapa dasar :
a. Allah berfirman :
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS An Nisa 1)
b. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(QS Al Baqarah: 30)
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"
(QS Al Baqarah :31)
2. Pendapat sebagian orang (Minoritas) bahwa Adam bukan manusia pertama
Dasar-dasar:
a. Firman Allah
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(QS Baqarah :30)
Pemahaman “Khalifah” itu dipahami bukan “wakil” melainkan diartikan sebagai “pengganti” dasarnya : Dia-lah yang menjadikan kamu (pengganti-pengganti) khalifah-khalifah di muka bumi. (QS Fathir:39)
Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.(QS Yunus: 14)
Dalam Kitab Al Mufrodat Alfadhil Quran bab huruf kha hal. 157:
“Dan yang dinamakan kholifah ialah ganti dari yang lainnya, sama juga yang diganti itu memang karena tidak hadir atau yang diganti itu karena mati atau yang diganti itu karena udzur,dll”
Atau di dalam tafsir ibnu Katsir (hal 104)
“Yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun dan generasi demi generasi”.
Tetapi tidak dapat dipahami bahwa yang “digantikan” itu adalah Allah, sebab :
Allah tidak berhalangan/udzur, tidak mati, dan bukannya tidak bisa melaksanakan,dll.
Jika Adam itu menggantikan Allah maka dia harus memiliki sifat2 yang menyerupai Allah. Tidak mungkin sesuatu yang tidak sempurna menggantikan sesuatu yang sempurna. Demikian menurut ibnu Katsir.
Sedangkan “kholifah” dalam arti wakil, kata Ibnu Katsir, sudah pasti tidak bisa dipakai sebab manusia tidak layak sebagai wakil Allah, malah sebaliknya Allahlah sebagai khalifah atau wakil (penolong) dasarnya :
“Cukuplah Allah menjadi Wakil (Penolong) kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”
(Ali Imran:173, Hud:12, At Thalaq:3, An Nisa:81)
Tidak ada satupun di alQuran maupun di Hadits Nabi yang mengatakan bahwa manusia merupakan Kholifatullah. Allah hanya menyebutkan “kholifah” saja.
Menurut Al Quran :
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (QS Yunus:13-14)
2. Dari mana malaikat itu tahu bahwa “Kholifah” itu akan menumpahkan darah ?
Alloh berfirman di dalam Surat al-Baqarah :30
"Wa idzqoola robbuka lil malaikati inni ja'ilun kholifah fil ardhi"
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,"Sesungguhnya Aku akan menjadikan kholifah (Adam) dimuka bumi".
"qooluu ataj'alu fiiha mayyufsidu fiiha wa yasfikuddimaa wa nahnu
nussabbihu bihamdika wa nuqaddisu lak"
"Para malaikat bertanya,"Mengapa Engkau hendak menempatkan dipermukaan
bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah ?,sedang kami senantiasa bertasbih memuji dan mensucikanMu ?
"qoola inni a'lamu maa laa ta'lamun"
Alloh berfirman,"Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu ketahui"
Perhatikanlah, bagaimana Malaikat bisa tahu bahwa "Adam adalah makhluk yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah" ?
Ada 3 kemungkinan malaikat bisa tahu bahwa "Adam adalah makhluk yang
akan membuat bencana dan menumpahkan darah".
1. Malaikat memiliki kemampuan melihat sesuatu yang akan terjadi.
2. Malaikat diberitahu oleh Alloh.
3. Malaikat sudah pernah melihat hal yang serupa itu terjadi.
kemungkinan yang pertama,
"1. Malaikat memiliki kemampuan melihat sesuatu yang akan terjadi."
hal ini tidak mungkin sebab dibantah para malaikat sendiri di dalam
ayat alqur'an sendiri,
QS Baqarah :32 "Qooluu subhanaka laa ilma lanaa illaa maa 'alamtanaa innaka antal
alimul hakiim"
"Para malaikat menjawab,"Maha suci Engkau Ya Alloh, kami tidak mempunyai ilmu, hanya sebatas yang pernah Engkau ajarkan kepada kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Tahu dan Maha Bijaksana"
Dari ayat tersebut di atas, jelas, bahwa malaikat tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan.
Kemungkinan yang ke 2,
Malaikat mengetahui akan hal itu sebab diberitahu oleh Alloh,
Tetapi hal ini dibantah di dalam ayat tersebut yaitu, QS Al Baqarah:30
"qoola inni a'lamu maa laa ta'lamun"
Alloh berfirman,"Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu
ketahui". Jadi dalam hal ini, Alloh tidak memberitahu malaikat bahwa manusia
adalah makhluk yang membuat bencana dan menumpahkan darah.
Maka jelas, bahwa kemungkinan kemungkinan yang ketigalah yang berlaku,
yaitu bahwa Malaikat bertanya kepada Alloh,,"Mengapa Engkau hendak menempatkan dipermukaan bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah ?,
adalah sebab sudah pernah ada kejadian yang seperti itu.Sudah pernah ada makhluk yang seperti Adam, yaitu sudah pernah ada manusia sebelumnya.
3. Firman Allah :“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga `Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)” (QS Ali Imran:33)
4. Firman Allah : Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.(QS Ali Imran:59)
Menurut ilmu pengetahuan :
a. Di puncak Big Hill Pegunungan Cumberland di Jackson County Kentucky, terletak lapisan batu pasir dari zaman karbon. Di tahun 1880-an batu itu dilindas roda kereta yang lewat sehingga suatu ketika permukaan batunya pecah. Ketika remukan akibat pecahan itu sudah tidak menutupi lagi, sederetan jejak ditemukan di atas lapisan karbon berusia sekitar 300 Juta tahun (sebelum perkiraan waktu adanya Adam), Jejak-jejak yang ditemukan adalah dua jejak manusia, ukuran baik, ibu jari terbuka lebar dan mempunyai tanda yang amat jelas. Jejak ini diperiksa oleh PRof. JF Brown dari Berea College,
Kentucky. (kutipan dari The American Antiquarian, 7:39, Januari 1885)
b. Sepasang jejak kaki manusia (ada fotonya, sama dengan jejak kaki manusia biasa bentuknya) pernah menghiasi lempengan batu kapur di tepi barat Sungai Mississippi di St. Louis. Di tahun 1816 atau 1817, lempengan itu digali dari posisinya dan dipindahkan oleh Bp. George Rappe ke desa Harmony (sekarangNew Harmony Indiana). Panjang jejak itu 10 inc dan lebar 4 inc di jari kaki, terpisah 6 inc di tumit, dan 13 inc di jari kakinya, menurut laporan Henry R. Schoolcraft, "jari-jari kaki amat terbentang, dan telapak kakinya rata seperti yang akan terjadi pada mereka yang terbiasa lama tidak mengenakan sepatu. Walaupun keadaannya seperti itu, jejak tersebut mencolok amat alami, menunjukkan rincian otot, dan membengkaknya tumit serta jari-jari kaki, dengan ketepatan dan kebenaran alami, yang tidak dapat saya salin, dengan tepat, dalam gambar ini.... (maaf gambar tidak bisa saya scan) Penelitian dari segala segi akan menjamin kesimpulan bahwa jejak ini terbuat pada waktu batu ini masih cukup lunak sehingga tekanan akan membentuk jejak tersebut dan bahwa jejak kaki ini alami dan asli. Dalam skema geologi, batu kapur ini mengeras sekitar 270 juta tahun yang lalu (jauh sebelum perkiraan adanya Adam). Batu dan jejak kaki dikatakan mengalami bukti keausan
dan penuaan yang sama. (dikutip dari The American Journal of Science and Arts,1:5:223-31,1882)
c. Fosil jejak kaki yang mungkin tertua yang sudah tersingkap ditemukan di bulan Juni 1968 oleh William J. Meister seorang kolektor fosil. Diperkirakan jejak kaki itu berumur sekitar 300-600 juta tahun yang lalu juga dengan bukti pendukung adanya seekor tribolet yang ada jejak fosilnya di bawahnya (seolah tribolet itu terinjak jejak kaki tsb). Tribolet adalah invertebrata laut berukuran kecil, kerabat dari udang dan kepiting yang banyak dijumpai sekitar 320 juta tahun yang lalu sebelum punah 280 juta tahun yang lalu. Hal yang sangat aneh, adalah jejak kaki manusia itu mengenakan alas kaki sederhana.... Ditemukan di Antelope Spring, 43 mil di barat Delta, Utah. (Ada gambarnya tapi tidak saya scan)Tanggal 20 Juli 1968, seorang geologi dari Tucson Arizona Dr. Clifford Burdick, meneliti jejak itu dan ditemukan jejak menumpuk di atas alas kaki itu seperti jejak seorang anak-anak. (kutipan Creation Research Society Quarterly, Desember 1968) dan masih banyak bukti-bukti penemuan tentang jejak kaki yang berumur puluhan juta bahkan ratusan juta tahun yang lalu.
Perkiraan adanya Adam menurut Doktor Adil Thoha Yunus di dalam bukunya, Hayat Al-Anbiya Bayna Haqoiq at Tarikh wa al Mukasyafat Al-Atsariyyah al-Jadidah) adalah sekitar 600 tahun sebelum masehi, ini didasarkan keterangan dari kitab Taurat yang tertua, transkrip Yunani yaitu masa antara Adam sampai al Masih, tepatnya adalah 5872 tahun.
3. Pendapat lain tentang manusia pertama:
Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur'an :
1. Ya ayyuhannaasuttaquu Robbakumul ladzii kholaqokum min nafsin waahidatin wa kholaqo minhaa zaujahaa wabats-tsa minhumaa rijaalan katsiiron wa nisaa-an (Q.S.4, An-Nisa' :1). Artinya : Wahai seluruh manusia, takutlah kamu semua kepada Tuhan mu yang menciptakan kamu semua dari DIRI YANG SATU(berjenis wanita) dan dari wanita yang satu itu Alloh menjadikan suaminya kemudian dari wanita dan laki-laki kedua-nya itu Alloh mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak.
2. Huwalladzii Kholaqokum Min nafsin Waahidatin, wa ja'ala minha zaujaha liyaskuna ilaiha. (Q.S.7, Al-A'rof :189). Artinya : Dialah yang telah menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU(wanita) dan dari pada wanita itu dijadikannya suaminya.
3. Huwalladzii ansya-akum min nafsin waahidatin….. (Q.S.6, Al-An'am : 98). Artinya : Dan Dialah yang menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (berjenis wanita).
4. Kholaqokum min nafsin waahidatin tsumma ja'ala minha zaujahaa.. (Q.S.39, Az Zumar :6). Artinya : Dia menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (wanita) kemudian dijadikan dari wanita yang satu itu suaminya.
Dalam ayat-ayat tersebut di atas ada kalimat "…Nafsin Waahidatin.." yang artinya "…diri yang satu..". Waahidun artinya satu dan Waahidatun artinya juga satu.
Tetapi di ayat Qur'an itu dipilih oleh Alloh adalah kalimat (kata) Waahidatun yakni ada huruf " TA" marbuthoh-nya, yakni SEBAGAI TANDA WANITA.
Jadi ini menurut Al-Qur'an surat An Nisa', Surat Al-Arof, Surat Az-Zumar dan Surat Al-An'am bahwa MANUSIA PERTAMA ITU BERJENIS WANITA bukan laki-laki. Dan kalau begitu manusia pertama bukan lah Adam karena Adam itu seorang laki-laki. Tentang nama manusia pertama yang berjenis wanita ini tidak ada keterangan dalam Qur'an.
Jadi manusia pertama yang berjenis wanita itu hamil atas kuasa Alloh (tanpa suami) lalu melahirkan seorang anak laki-laki yakni sebagai manusia kedua. Yang kemudian anak laki-laki tersebut setelah dewasa menjadi suami dari manusia pertama.
Perhatikan kalimat ," wakholaqo minha zaujaha "
Dalam ayat itu ada kata , " MINHA " artinya dari orang yang satu berjenis wanita. Seandainya manusia pertama itu laki-laki maka kalimatnya ialah " MINHU" tetapi di ayat-ayat itu memakai kalimat," MINHA" yang berarti wanita.
Kemudian kalimat " ZAUJAHAA" artinya Suami nya (wanita).
Terlihat jelas bahwa manusia pertama adalah wanita kemudian manusia ke dua adalah berjenis laki-laki. Kalau seandainya manusia pertama itu laki-laki maka kalimat nya dalam Qur'an bukanlah " Wakholaqo Minhaa Zaujahaa" tetapi berbunyi ," Wakholaqo Minhu Zaujahu ". Sebab "HU" itu dhomir laki-laki dan "HAA" itu dhomirnya wanita.
Dan dalam AL-QUR'AN tetap memakai " MINHA ZAUJAHAA".
Setelah tercipta manusia pertama berjenis wanita kemudian melahirkan seorang manusia berjenis laki-laki dan manusia kedua ini menjadi suami manusia pertama kemudian berkembanglah dari dua manusia itu laki-laki dan wanita yang banyak.
II. Manusia keturunan Adam
Allah berfirman,
“Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah liat. Kemudian Kami jadikan dia air mani yang tersimpan dalam tempat yang kukuh sekali. Kemudian Kami jadikan ‘alaqoh’ kemudian ‘alaqoh’ Kamu jadikan gumpalan (janin) dan gumpalan itu Kami jadikan tulang belulang dan tulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami kembangkan menjadi makhluk lain lagi dan Kami tidak melalaikan ciptaan Kami”
(QS Al Mukminun 12-14)
Perkataan Arab “Alaqah” mempunyai tiga arti. Arti pertama adalah “lintah”. Arti kedua adalah “barang yang mengambang” dan yang ketiga “segumpal darah”
Menurut penyelidikan Profesor Moore, ia adalah Profesor Emeritus dalam Anatomi dan Sell Biologi di Universitas Toronto Kanada, ahli ilmu biologi, ditemukan bahwa :
1. Lintah air tawar sama penampakannya dengan embrio dalam tingkat alaqah ini.
2. Arti kedua adalah “barang mengambang”, inilah yang dapat kita lihat ketika embrio selama fase alawah menempel pada uterus (rahim) ibu.
3. Arti ketiga adalah “gumpalan darah”, menurut penelitian Profesor tersebut, di dalam fase alawah ini terjadi proses internal pembentukan darah seperti dalam tabung tertutup. Darah terperangkap dalam tabung2 tertutup membentuk menjadi gumapalan-gumapalan darah.
Dan ketiga arti itu diwakili oleh satu kata saja yaitu “alaqoh” dan tiga makna itu bisa dipakai tanpa ada satupun arti “alaqoh” yang tertolak.
Allah berfirman :
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya rohKu; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".(QS As Shaad : 72).
Allah juga berfirman :
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya rohNya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(QS As Sajdah :9).
Demikian saya kutip secara lengkap artikel "Mengenal Awal Kejadian Manusia".
Catatan :
Ada perbedaan dalam menterjemahkan Kitab Al Qur'an Surat An Nisaa ayat 1, Al A'raf ayat 189, Al An'am ayat 98 dan Az Zumar ayat 6, antara penulis artikel diatas dengan terjemahan yang saya lihat dalam situs Al Islam http://quran.al-islam.com/.
Yang perlu saya tekankan dalam masalah ini adalah perbedaan faham adalah hal yang wajar. Bagaimana sikap kita ? Bagaimana sikap dan pandangan kita terhadap perbedaan faham di kalangan ummat Islam. Perpecahan ukhuwah Islamiah bukan karena adanya perbedaan pendapat atau faham di kalangan ummat Islam, akan tetapi karena hawa nafsu menunggangi perbedaan fahamnya. Sehingga timbul perbuatan mencaci-maki, cela-mencela, fitnah-memfitnah dan malahan ada yang sampai kafir-mengkafirkan sesama muslim yang akhirnya ummat Islam menjadi lemah dan hilang kekuatannya.
DIALOG SANG BUDDHA DENGAN MURIDNYA
SG : "Wahai Buriba, bila kamu nanti di masyarakat dicaci maki, dihina, dijelek-jelekkan, bagaimanakah sikapmu ?".
B : "Saya bersyukur kepada mereka, karena mereka tidak sampai memukuli saya".
SG :"Jika mereka memukuli kamu atau melempar kamu dengan batu, bagaimanakah kamu ?".
B : "Saya bersyukur kepada mereka, karena mereka tidak memukuli diriku dengan tongkat atau dengan pedang".
SG : "Bila mereka memukuli kamu dengan tongkat atau dengan pedang, bagaimanakah sikapmu ?".
B : "Saya bersyukur kepada mereka, karena mereka tidak menghancurkan hidupku".
SG : "Dan jika mereka menghancurkan hidupmu, bagaimanakah sikapmu ?".
B : "Saya bersyukur kepada mereka, karena mereka melepaskan ruh saya dari penjara jasad yang buruk, mereka bukan menyakiti saya yang sangat".
SG : "Baik kamu yaa Buriba, dengan sesuatu yang telah didatangkan kepadamu tentang kesabaran, keteguhan, kekuatan ikatan, ketetapan hatimu, maka pergilah kamu dakwah kepada kabilah dan tegaklah di dalamnya. Sebagaimana kamu datang ke pantai maka sampailah mereka denganmu, sebagaimana kamu jaya, maka jayakanlah mereka bersama kamu, sebagaimana kamu telah sampai kepada maqom Nirvana (surga) yang sempurna, maka sampailah mereka pula bersama kamu".
Semoga dialog antara Sang Buddha dengan muridnya yang bernama Buriba ini dapat diambil hikmahnya.
(1). Apabila ada orang yang berbuat kebaikan kemudian orang itu dibalas dengan kebaikan adalah hal yang biasa.
(2). Apabila ada orang yang berbuat kejelekan kemudian orang itu dibalas dengan kejelekan adalah hal yang biasa.
(3). Apabila ada orang yang berbuat kebaikan kemudian orang itu dibalas dengan kejelekan adalah hal yang banyak terjadi.
(4). Apabila ada orang yang berbuat kejelekan kemudian orang itu dibalas dengan kebaikan adalah hal yang luar biasa.
Menyingkap Misteri Gunung Lanang
Tetapi, realitas Gunung Lanang ini membuat orang bertanda tanya. Pasalnya, berbagai bangunan yang ada di komplek petilasan Gunung Lanang ini diberi nama-nama berbau Hindu. Misalnya, Astana Jingga, Badraloka Mandira, Candi Wisuda Panitisan dan Tirta Kencana. Kecuali itu, di komplek Tirta Kencana juga didapati sebuah prasasti Ajisaka, terbuat dari semen berbentuk mirip sebuah pohon dengan dahan dan batangnya penuh aksara Jawa.
Nama-nama berbau Hindu yang disematkan pada sejumlah bagian komplek Gunung Lanang, memiliki arti yang sungguh menggugah daya tarik mistis seseorang. Astana Jingga artinya sebuah tempat yang memancarkan sinar kuning kemerahan. Badraloka Mandira berarti sebuah bangunan dari batu bata yang memancarkan sinar keagungan. Sedangkan kata ‘Lanang’ diartikan sebagai lelaki, yang merujuk pada keyakinan bahwa Gunung Lanang tersebut merupakan petilasan seorang bangsawan dari Mataram Kuno.
Melihat nama-nama bercirikan Hindu dan maknanya, serta keyakinan sejumlah orang yang mengatakan Gunung Lanang sebagai petilasan bangsawan Mataram Kuno, tentu akan terhenyak jika kemudian melihat langsung petilasan ini. Sebab, segala nama dan ciri-ciri Mataram Kuno sebagaimana diyakini itu sungguh terasa bagai mitos yang dipaksakan. Sebab, tak ada satu pun ciri peninggalan zaman Mataram Kuno yang bisa didapatkan di tempat ini. Mengapa nama-nama itu disematkan, dikenal luas dan bagaimana sesungguhnya riwayat Gunung Lanang?
Nuansa Hindu
Gunung Lanang sebenarnya hanya sebuah bukit kecil di kawasan dusun Bayeman, Sindutan, Temon Kulonprogo, Jogjakarta. Pada puncaknya, didapati sebuah bangunan mirip monumen yang diberi nama Sasana Sukma. Puncak ini merupakan tempat dilakukannya berbagai ritual. Sebelum masuk ke puncak itu, di bawahnya terdapat bangunan terbuka yang terdiri dari empat trap. Tempat ini disebut Candi Wisuda Panitisan.
Di sebelah barat Gunung Lanang, terdapat komplek bangunan Purna Graha atau Graha Kencana dan Tirta Kencana. Purna Graha merupakan tempat ritual khusus yang keberadaannya selalu terkunci untuk melindungi benda-benda yang dianggap berharga seperti pusaka. Tirta Kencana merupakan tempat air suci yang terbagi dalam dua bilik. Kedua bilik diberi genthong besar sebagai tempat menampung air suci. Dua bilik itu diberi nama Nawangwulan dan Nawangsih. Dua nama bidadari zaman Joko Tarub ini semakin membuyarkan kesan mistis zaman Mataram Kuno. Misteri apa yang sebenarnya tersembunyi di balik semua ciri fisik Gunung Lanang ini?
Prawiro Suwito (81), juru kunci Gunung Lanang yang masih sangat bugar kesehatannya, mengatakan kepada posmo, Gunung Lanang ini sudah dikenal sejak zaman Jepang. Di kala itu, Gunung Lanang adalah sebuah pasar yang ramai pada malam Selasa dan Jumat Kliwon. Bersamaan dengan itu, Gunung Lanang juga sudah dikenal keramat. Prawiro tak bisa menjelaskan bagaimana kemudian nama-nama Hindu itu disematkan di berbagai bagian komplek Gunung Lanang. Prawiro hanya menerima saja setiap bentuk sumbangan dari pelaku tirakat, yang hendak membangun kawasan Gunung Lanang berdasarkan wangsit.
Juru kunci Gunung Lanang, menurut Prawiro, sudah berganti selama empat generasi. Prawiro sendiri sudah 15 tahun menjadi juru kunci di gunung itu. Menurutnya, juru kunci diwariskan secara turun-temurun. Tak seorang pun kuat menjadi juru kunci jika bukan dari garis keturunan juru kunci. Masyarakat setempat meyakini, Gunung Lanang adalah pengayomnya. Apa yang terungkap dari penuturan jujur Prawiro Suwito tentang riwayat Gunung Lanang ini, ternyata semakin membuat ciri-ciri Hindu sebagaimana tampak pada nama-nama bagian komplek gunung tersebut menjadi samar. Pasalnya, Prawiro justru mengemukakan fakta tutur yang sungguh lain dari mitos Gunung Lanang yang selama ini dikenal sebagai petilasan bertapa bangsawan Mataram Kuno.
Petilasan Adipati Anom
Sedikit saja yang bisa digali dari penuturan juru kunci Gunung Lanang. Tetapi, sepenggal riwayat yang disampaikan Prawiro menampakkan titik terang terkait kebenaran asal-mula Gunung Lanang. Menurut Prawiro, Gunung Lanang sebenarnya adalah petilasan Adipati Anom, putra Sunan Mangku Rat I. Adipati Anom yang bersekutu dengan Belanda, disebutkan oleh Prawiro singgah di Gunung Lanang, setelah berhasil lolos dari kejaran para musuh di Cilacap.
Keterangan Prawiro ini mengungkap sejarah Mataram Hadiningrat, pasca Geger Trunojoyo di tahun 1675-1677 Masehi. Seperti diketahui, Mataram Hadiningrat di Pleret memang pernah runtuh oleh pemberontakan besar yang dipimpin oleh putra Adipati Cakraningrat di Madura, Trunojoyo. Runtuhnya Keraton Mataram di Pleret itu memaksa Sunan Mangku Rat I melarikan diri ke arah barat, bersama putra pangerannya. Sunan Mangku Rat I kemudian dalam Babad Ing Sengkala disebutkan wafat pada 10 Februari 1677 Masehi di Wanayasa, Banyumas. Sunan Mangku Rat I dimakamkan di Tegal Arum, sehingga kemudian dikenal pula dengan julukan Sunan Tegal Arum.
Sebelum meninggal, Sunan Mangku Rat I telah menunjuk putranya, Adipati Anom, untuk menggantikannya sebagai raja dengan dukungan pihak Belanda. Dengan demikian, Adipati Anom segera kembali ke Jogjakarta, guna merebut kembali Keraton Mataram di Pleret yang saat itu sudah dikuasai oleh Adipati Trunojoyo. Menjadi logis keterangan Prawiro, jika pada saat perjalanan kembali dari Banyumas/Cilacap itu, Adipati Anom singgah di Gunung Lanang bersama seorang putri yang tidak diketahui namanya.
Prawiro mengatakan, selama beberapa hari lamanya, Adipati Anom menetap di puncak Gunung Lanang. Sedangkan putri yang dibawanya dari Cilacap itu tinggal di sebelah barat Gunung Lanang, yang kini menjadi komplek Tirta Kencana. Prawiro mengatakan, Tirta Kencana itu dulu hanya sebuah Sendang bernama Sinongko.
Hubungan dengan Mataram
Riwayat Gunung Lanang versi juru kunci tersebut, pada kemudian hari dikuatkan oleh kedatangan sejumlah kerabat Keraton Mataram di Jogjakarta yang bertirakat di gunung itu. Bahkan, Prawiro mengatakan, Sultan HB IX mendapatkan wahyu keprabon di Gunung Lanang. Banyak lagi menurut Prawiro, kerabat Keraton Mataram yang datang ke Gunung Lanang dengan menyamar. Hubungan antara Keraton Jogjakarta dengan Gunung Lanang ini juga dikuatkan lagi dengan adanya pemberian tombak pusaka dari Keraton Jogjakarta. Sayang, menurut Prawiro, tombak pusaka itu telah hilang dicuri orang dan hanya tinggal gagangnya saja.
Prawiro juga mengatakan, ketika Sultan HB IX jumeneng praja, kakek buyutnya yang menjadi juru kunci diberi nama keraton, Harjowiyono. “Nama asli buyut saya itu Singojoyo. Dari mbah buyut saya itulah diceritakan riwayat Adipati Anom yang setelah bertahta bergelar Sunan Mangku Rat II”, ujar Prawiro.
Pada perkembangan selanjutnya, di sebelah selatan komplek Sendang Sinongko atau Tirta Kencana, terdapat bangunan tinggi yang disebut Gapura atau Astana Silongok. Bangunan ini menurut Prawiro digunakan oleh kerabat Keraton yang ingin menatap keluasan Laut Kidul. Diduga, bangunan ini dibuat di masa Sultan HB IX, sebagai sarana kontak batin dengan Ratu Kidul.
Adanya kesaksian mistis tentang didapatkannya wahyu keprabon Sultan HB IX di Gunung Lanang, pada masa berikutnya menarik sejumlah tokoh penting di negara ini. Prawiro mengatakan, seseorang yang mengaku utusan Pak Harto, pengusa ORBA, pernah datang bertirakat selama beberapa hari di Gunung Lanang. Prawiro juga menyebut pernah datangnya seseorang yang mengaku sebagai utusan Megawati.
Kini, Gunung Lanang tetap dilestarikan. Ritual besar diselenggarakan setiap malam 1 Suro. Dari para pelaku tirakat, diketahui godaan di Gunung Lanang ini cukup berat. Antara lain cobaan dari siluman Ular putih, Macan putih, Perkutut putih dan sejenisnya. Ada pun sang mbaurekso Gunung Lanang menurut Prawiro adalah Eyang Sidik Permana. Para pelaku tirakat yang berhasil ujubnya akan ditemui oleh Eyang Sidik Permana yang menurut Prawiro berjenggot panjang nyaris menyentuh tanah. Mengenakan udheng dan busana serba hitam. “Dari kesaksian lain, Sunan Kalijaga juga bisa muncul jika ujubnya terkabul”, pungkas Prawiro.
Friday, November 04, 2011
Surat Kecil Untuk Tuhan

Surat Kecil Untuk Tuhan
gw udah baca novel ini dan bener-bener sangat mengharukan dan menyentuh banget. Disini juga banyak pelajaran tentang arti hidup dan sebuah cara menyikapi perjalanan hidup :)
Surat Kecil Untuk Tuhan
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.
Tuhan…
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan…
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Tuhan…
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..
Tuhan…
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.
Tuhan…
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Tuhan…
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..
Tuhan ..
Surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…
Ke dunia yang Kau berikan padaku..
In memorial,
Gita Sesa Wanda Cantika.
SINOPSIS CERITA
Keke, seorang penderita kanker ganas yang menyerang bagian wajah, Rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun ketika divonis memiliki penyakit kanker mematikan tersebut yang dapat membunuhnya dalam waktu 5 hari. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat buruk menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Mendengar vonis tersebut, sang Ayah, Joddy Tri Aprianto tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang ayah dalam menyelamatkan putrinya tersebut begitu mengharukan.
Perjuangan panjang Keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil. Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter di dunia bertanya-tanya.
Namun kanker itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar jika nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun lamanya, walau pada akhirnya ia harus menyerah. Dokter pun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Di nafasnya terakhir itulah ia menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada lagi air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun.
Hingga pada tanggal 25 Desember 2006, Keke menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 11 malam. Tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan idul fitri terakhir bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya. Namun kisahnya menjadi abadi. Ribuan air mata berjatuhan ketika biografi pertamanya ini dikeluarkan secara online. Pesan Keke terhadap dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan dengan rasa syukur dan beriman.
Haruskah Shaum Arafah Sama Harinya dengan Wukuf?
Anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI
Terkait dengan perbedaan Idul Adha, saya sudah menjelaskan sebab-sebabnya di
http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/11/09/menyikapi-perbedaan-idul-adha-1431/
Namun yang masih sering ditanyakan adalah “mengapa kita tidak mengikuti saja wukuf di Arafah?” Persoalan yang paling mendasar adalah apakah ada dalil yang secara tegas memerintahkan shaum Arafah bersamaan saat jamaah haji berwukuf? Menurut kaidah fikih, suatu ibadah hanya dilaksanakan bila ada dalil yang memerintahkannya.
Dalil yang ada (merujuk pada situs HTI) hanya ini:
«فِطْرُكُمْ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ وَأَضْحَاكُمْ يَوْمَ تُضَحُّوْنَ، وَعَرَفَةُ يَوْمَ تُعَرِّفُوْنَ»
Hari Raya Idul Fitri kalian adalah hari ketika kalian berbuka (usai puasa Ramadhan), dan Hari Raya Idul Adha kalian adalah hari ketika kalian menyembelih kurban, sedangkan Hari Arafah adalah hari ketika kalian (jamaah haji) berkumpul di Arafah. (HR as-Syafii dari ‘Aisyah, dalam al-Umm, juz I, hal. 230).
Tidak ada seorang pun yang mengingkari hadits ini bahwa wukuf dilaksanakan pada hari Arafah. Hari Arafah hanya penamaan 9 Dzulhijjah, sama halnya dengan Yaum Nahar untuk 10 Dzulhijjah, dan Yaum Tasyrik untuk 11-13 Dzulhijjah. Karena Yaum Arafah hanya penamaan hari, maka sebagian besar ulama di Indonesia dan Malaysia serta beberapa negera lainnya memahaminya bahwa hari itu bisa ditentukan secara lokal tergantung kondisi hilalnya.
Di wilayah sekitar Arafah, shaum Arafah dilaksanakan bersamaan dengan wukuf karena di sana pun 9 Dzulhijjah. Di tempat lain, shaum Arafah juga dilaksanakan pada hari Arafah (artinya 9 Dzulhijjah) yang ditentukan secara lokal, namun belum tentu bersamaan dengan wukuf. Kalau pelaksanaan shaum Arafah yang tidak bersamaan dengan wukuf dianggap kesalahan, anggapan itu haruslah didukung dalil qath’i yang tegas memerintahkan shaum Arafah saat jemaah haji sedang wukuf. Sayangnya dalil qath’i (tegas) seperti itu tidak ada atau belum saya temukan.
Belum lagi masalah beda waktu untuk wilayah yang jauh dengan Arab Saudi yang juga harus difahami. Tidak sekadar menyamakan hari (misalnya Senin wukuf, shaum juga harus Senin) yang pada dasarnya merujuk pada definisi hari garis tanggal internasional (hasil konvensi manusia), bukan hari menurut garis tanggal qamariyah (murni aturan Allah sesuai sunnatullah). Tanpa pemahaman fisik bulatnya bumi, kita bisa terjebak pada konsep kesamaan hari konvensi buatan manusia dengan mengabaikan hakikat hari menurut kaidah qamariyah. Dengan kata lain, karena ketidaktahuan konsep fisisnya, niat ikhlas menerapkan syariat bisa terbelokkan oleh penafsiran manusiawi yang mementingkan kesamaan hari dalam konsep garis tanggal internasional dan mengabaikan konsep hari menurut garis tanggal qamariyah.
Perbedaan pemaknaan hari Arafah dan implementasinya bisa berdampak pada perbedaan penentuan hari Idul Adha. Hari Idul Adha adalah tanggal 10 Dzulhijjah, arinya keesokan hari setelah Hari Arafah.
WUKUF DAN SEJARAHNYA

Bismillahirrohmanirrohim.
Arafah merupakan sebuah lembah yang terletak di antara Muzdalifah dan Thaif. Terbentang mulai dari perbatasan kawasan Arafah sampai di gunung yang dinamakan Jabal Arafah. Yang mengelilingi lembah ini mulai dari arah timur berbentuk seperti setengah lingkaran.
Di ujung sebelah selatan adalah jalan menuju Thaif dan ujung utara terdapat Jabal Rahmah. Di sebelah barat terdapat sebuah bukit bebatuan, di tempat inilah Rasulallah berkhutbah. Di bawahnya terdapat sebuah musholla yang dikenal dengan nama mesjid Shakrat. Jarak antara batas awal Arafah dengan kaki gunung Arafah sekitar 1500 meter.
Wukuf di Arafah ini sah dengan keberadaan kita di salah satu bagian di kawasan tadi dengan syarat dalam keadaan ihram, baik itu berjalan kaki (dalam tenda); dalam kendaraan; tertidur, mengetahui atau tidak bahwa daerah tersebut adalah Arafah sepanjang melaksanakan wukuf pada waktunya.
Wukuf merupakan salah satu rukun haji terpenting, hal ini berdasarkan hadits Rasulallah. Kepada penduduk Najed ketika bertanya kepada Baginda Nabi: “Bagaimana haji itu?” Rasul : “Haji adalah (wukuf di) Arafah, barangsiapa yang datang sebelum shalat fajar dari malam harinya sesungguhnya yang bersangkutan telah berhaji”. H.R. Ahmad.
Padang Arafah semuanya merupakan tempat berwukuf, kecuali kawasan ‘Urnah. Apabila seseorang wukuf di tempat ini, maka wukufnya tidak sah menurut ijma’ ulama. Wukuf diutamakan berada di bebatuan, sebuah tempat Rasulallah melangsungkan wukuf.
Disunatkan bagi mereka yang hendak wukuf agar lebih dahulu mandi, berdiam di tempat wukuf dengan menghadap kiblat sambil membaca tahlil, takbir, talbiyah dan bershalawat kepada Rasulallah. Juga disunatkan dengan memperbanyak dikir kepada Allah dan berdoa karena kita tahu bahwa hari Arafah adalah waktu segala do’a dikabulkan.
Kawasan Arafah saat ini telah ditanami pepohonan (orang arab menyebutnya: “syajarotus-sukarno,”) konon yang memprakarsai penanaman ini Presiden Sukarno.
Keutamaan Hari Arafah
Sejumlah hadits menceritakan keutamaan hari Arafah, : “Dari Abu Hurairah r.a; Nabi berkata : “Sesungguhnya Allah membanggakan mereka yang sedang wukuf kepada penduduk langit dan berkata kepadanya : “ Lihatlah kepada hamba-Ku yang berdatangan kepada-Ku “.H.R. Ahmad dan Ibnu .
Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulallah berkata :” Tak ada satu hari pada hari itu Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka yaitu pada hari Arafah”.
Jabal Rahmah
Sebuah bukit yang terletak di tengah-tengah padang arafah. Di luar musim haji, tidak terdapat tenda-tenda untuk orang yang wukuf. Arafah sangat lengang, maka jabal Rahmah menjadi tujuan wisata bagi mereka yang berkunjung ke Makkah.
Menurut sejarah, di bukit inilah bertemunya Nabi Adam a.s dengan istrinya Hawa setelah mereka berpisah selama kurang lebih 200 tahun sejak di turunkan dari surga. Tempat pertemuan mereka itu diabadikan dengan berdirinya sebuah tugu.
Bukit ini di beri nama Rahmah yang artinya adalah kasih sayang. Setelah Siti Hawa wafat beliau di Maqamkan di Al Kandara kota Jeddah. Adapun kota Jeddah artinya kota nenek, Adapun Nabi Adam a.s, sampai saat ini belum di ketahui makamnya.
SEJARAH AGAMA SIKH
Sikhisme (bahasa:Punjabi) adalah salah satu agama terbesar di dunia. Agama ini berkembang pesat pada abad ke 16 dan 17 di India. Kata Sikhisme berasal dari kata Sikh, yang berarti “murid” atau “pelajar”. Agama Sikh atau Sikhisme adalah sebuah agama orang India , agama baru ini mengandung sedikit ajaran Islam dan Hindu di bawah semboyan “Bukan Hindu dan bukan Muslim”.
Agama Sikh bermula di Sultanpur, berhampiran dengan Amritsar di wilayah Punjab, India. Pendiri dari agama sikh ini ialah Guru Nanak (1469-1539), seorang yang pada asalnya beragama Hindu tetapi atas keinginannya untuk menjadikan sebuah agama yang boleh diterima oleh semua orang di India, Guru Nanak telah menggabungkan ciri-ciri terbaik agama Islam dan Hindu.
Oleh itu, agama Sikh seperti Islam percaya kepada adanya satu Tuhan tetapi Tuhan penganut Sikh dipanggil waheguru. Selepas beliau meninggal dunia, penggantinya juga diberi pangkat guru. Sebanyak sepuluh guru telah mengambil alih tempat Guru Nanak dan secara perlahan-lahan, mereka telah menjauhkan diri dari agama Hindu dan Islam.
Rangkaian ini berakhir pada tahun 1708 selepas kematian Gobind Singh yang tidak meninggalkan pengganti manusia tetapi meninggalkan satu himpunan skrip suci yang dipanggil Adi Granth. Skrip ini kemudian diberi nama Guru Granth Sahib. Gobind Singh juga telah menubuhkan sebuah persatuan “Persaudaraan Khalsa Sikh” dan memulakan pemakaian seragam untuk lelaki Sikh yang taat kepada agamanya yang diberi gelaran “Lima K”..
Lima K adalah lima hal yang selalu harus ada dan diwajibkan untuk dipakai. Huruf ‘K’ yang pertama adalah ‘Kash’ yakni rambut yang tidak boleh dipotong yang ada pada diri sang guru. Huruf ‘K’ yang kedua adalah ‘Kanga’, yakni sisir yang dipergunakan untuk merapihkan rambut. Huruf ‘K’ yang ketiga adalah ‘Kadha’, yakni gelang besi yang dipergunakan di tangan atau kaki untuk memberikan kekuatan dan daya tahan diri. Huruf ‘K’ yang keempat adalah ‘Kripan’, pisau belati yang dipergunakan untuk pertahanan diri. Huruf ‘K’ yang kelima adalah ‘Kacha’ yaitu pakaian yang panjang ke bawah hingga ke batas lutut atau sebatas paha yang dimaksudkan untuk kelincahan gerak. Penampakkan dengan ’5K’ ini menjadi cara atau ciri untuk mengenali orang-orang Sikh.
Blogroll
Adeshendra | Adieska | Alex | Andaka | Andrisaick19 | Angga | Arema | Arhan | Ariwolu | Artha | Audy | Badoer | Blog.Zalukhu.biz | Blogger Sumut | Blogguebo | Bocah Iseng | Chodirin | Cosaaranda | Curhat Bebas | DanielGM | Danu | Dhinata | Dobelden | Ekonurhuda | Enggar | Fajarqimi | Fenny | Ferry | Firanza | Gloria | Gnupi | Hakimtea | Harianus Zebua | Heddy | HendraDP | Iam | Ick | Ika Koolsonic | Iklan Baris Gratis | Indo Trans | Ipanks | Izandi | Janey | Jimmysun | Kipas | Lspart | Malapu | Manggis | Manggoaddict | Manik | Marlop | Mascayo | Masenchipz | Mujizas | MyMoen | Nich | Novee | Nugraha | Nurfajri | Nuqiah | O-om | Okta Sihotang | Otak Kabel | Putra Eka | Pencuri Kode | Persikers | Realy Life | Rebecka | Rhasputin | Ridho | Ronggo | Rubenmanik | Rudyahud | Starwrite | Sumintar | Supermance | Tetetzet | The Gands | Tipis | Tony Jauhari | Windra | Yopan | Yudiworld | Zalukhu.Biz | Zona Merah | A-Ri | Budi Herprasetyo | Imoe | RudyTarigan | Blogywalkie | Ilhamcool | Ana SMS | Nurwita | Kang Nawar | Ndeso | Sudarma | Wibi | Detailzsoft | Alibaba | Manan Tarigan | Thom | Septian | -sLiKeRs- | Qisthon | ugiQ | Hangga Nuarta | Anak Nias | BlognyaOpa | IndoContest | Alam Pintar | AngIn | Sahabat Bumi | Deta Desvi | Kopitozie | Famdy | Indungg | Atokaja | Narmadi | Rozy | Fuadidaud | Kodil | M4s73r | NickoHadi | kibayusejati | FajarSerayaBagi yang ingin tukaran link di blogroll silahkan bilang aja yah... tapi maaf blogrollnya nofollow dan nama yang dicantumin adalah nama pemilik blog bukan frase berbau iklan (kecuali yang berbayar MATRE MODE ON hehehe)
Copyright Februari 2007 © ALIBABA Powered by BLOGSPOT
Theme: GREEN Ver. 2 by Cara bikin,Game hp,Download Thema Komputer,Seo Blog,Tutorial,penghasilan blog,Transformers,tema,hp,komputer,mp3,game java inspired by AL-QURAN,HADIST,JIBRIL,ALIBABA NETWORK,PESANTREN DIGITAL RAJAWALI TAUHID
Sponsored by BLOGSPOT